Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Pangkal Kemacetan Pamulang Dua, Tangsel

6 Maret 2016   00:03 Diperbarui: 6 Maret 2016   16:22 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saran saya, sekolah Waskito sebaiknya membuka pintu kedua sebagai akses keluar. Jadi, kendaraan yang telah selesai mengantar tidak menumpuk di pintu yang sama. Jika perlu terapkan kiss and ride. Anak-anak biarkan menyebrang sendiri, sedangkan kendaraan tetap melaju setelah anak-anak turun. Toh, ada petugas yang stand by untuk menyebrangkan anak-anak yang baru datang. Bagaimanapun mangemen lalu lintas di kedua sekolah ini menjadi pekerjaan rumah bagi Dinas Perhubungan Tangerang Selatan. Menempatkan petugas disana tanpa pengaturan yang cerdas, sama saja tidak efektif. Jika diperlukan, studi banding lah ke daerah lain, jika perlu ke Luar Negeri sekalian deh supaya bisa belajar bagaimana menganalisa dampak sosial dan lingkungan jika memberikan izin untuk membagun sekolah ditepi jalan raya.

[caption caption="Saling silang di gang kecil Pamulang Dua (dok.pribadi)"]

[/caption]

Pangkal kemacetan yang kedua adalah akses keluar masuk Pasar Bukit Indah. Akses ini menjadi persimpangan biang kemacetan setiap pagi. Bagaimana tidak, banyak motor dari arah pasar melintas ke jalan disebrangnya. Hal ini yang membuat banyak kendaraan melambat. Solusinya sederhana saja sih, toh akses dari pasar kan bukan hanya disini saja. Akses melintas dengen menyebrang jalan pada pagi hari sebaiknya ditutup saja dari pukul 06.30 hingga pukul 09.00. Jadi arus dari Pamulang Dua menuju Ciatar Raya tidak terlalu banyak terhambat karena lalu lalang sepeda motor.

[caption caption="Terminal Bayangan Pamulang Dua Tangsel"]

[/caption]

Pangkal kemacetan yang ketiga, masih ditempat yang sama adalah menjadi putaran angkot dan tempat ngetem angkot. Lihat, di ujung jalan keluar pasar ini mereka ngetem dan menghabiskan bahu jalan tanpa merasa berdosa. Lalu Dishubnya kemana? Entahlah. Yang juga lucu, jika ingin ke BSD dari Pamulang melalui jalur Pamulang Dua ini saya harus berganti angkot hingga tiga kali! Iya benar, kamu enggak salah baca, saya harus ganti angkot tiga kali untuk jarak tak lebih dari 8 kilometer.

Misalnya saya naik dari Villa Dago dengan menggunakan Angkot Ciputat-Pamulang Dua, kemudain saya harus turun di terminal bayangan ini, untuk nyambung lagi menggunakan angkot yang berhenti di tempat sama dengan jurusan Kecamatan - Ciputat. Nanti tinggal nyambung lagi setelah 1 km dengan menggunakan angkot Ciputat - Pasar Modern BSD. Hitung saja berapa biaya yang harus saya keluarkan untuk jarak yang tidak seberapa.

Jadi, buat dinas perhubungan, para pekerja perbaikan jalan, yang ngurusin tiang PLN dan Telepon, serta aparat kepolisian, tolong deh kami ini dibantu untuk menata kesemrawutan Pamulang. Trims

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun