Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Sensasi "First Ride" Uber Taksi

16 Juli 2015   01:28 Diperbarui: 16 Juli 2015   01:57 9996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="screen capture dari situs resmi uber (16/07)/Dok.pribadi"][/caption]

 

Saya belum pernah menggunakan jasa uber taxi. Namun, untuk jasa seperti Gojek dan Grab Taxi sudah hampir beberapa kali saya menggunakannnya meskipun tidak terlalu sering. Alasan kedua itulah yang membuat KompasTV pernah mengajak saya untuk tampil Hangouts untuk membahas Uber Taxi. Untuk hasilnya seperti apa bisa di tonton di page KompasianaTV. Akhirnya kemarin, saat saya hendak mudik ke Bandung, saya mencoba layanan Uber Taxi untuk pertama kalinya, yang bikin geger Organda DKI dan Bandung. Di Jakarta sendiri, Uber Taxi bahkan sudah dilaporkan ke Kepolisian karena ada indikasi penipuan. Penipuannya sendiri dimana juga saya kurang tahu karena hanya melihatnya sekilas di berita TV.

Sementara itu di Bandung yang digadang gadang menerapkan smart city justru tidak ingin gegabah menangkap dan menahan mobil Uber Taxi seperti di Jakarta, Ridwan Kamil sendiri seperti diberitakan media, ingin melakukan diskusi terlebih dahulu dengan mengundang berbagai pengamat, profesional transportasi, masyarakat, organda dan pihak Uber Taxi.

Terlepas dari kontroversi tersebut akhirnya saya mengunduh aplikasi uber di Playstore. Aplikasi yang sama juga bisa di unduh di AppStore bagi pengguna IOS. Setelah diunduh, kemudian regristasi dengan menggunakan alamat email dan nomor telpon. Setelah itu lanjut dengan memasukkan data kartu kredit. Untuk simplnya kita tinggal scan/foto muka depan kartu kredit. App uber akan langsung memasukkan datanya. Setelah itu tinggal memasukkan tiga kode unik di belakang kartu kredit. Jika sudah tinggal di verifikasi. Tak menunggu lama setelah semua proses pendaftaran selesai saya langsung bisa menggunakan appsnya.

[caption caption="Uber Taxi/Dok.Pribadi"]

[/caption]

Pengoperasiannya mudah, mirip dengan apps grab taxi. Pastikan GPS location aktif. Setelah itu tentukan lokasi penjemputan dan lokasi tujuan. Kita juga bisa melihat perkiraan biaya. Tarif dihitung berdasarkan durasi dan jarak yang ditempuh. Sebagai gambaran dengan menggunakan grab taxi dari rumah saya ke BSD dengan jarak sekitar 13 km kisaran 50 - 60 ribu. Sedangkan dengan Uber Taxi 30 - 40 ribu. Hampir setengahnya dari biaya taxi biasa.

Benar, armada Uber Taxi tidak menggunakan armada dengan seragam khas seperti Bluebird, Express dan yang lainnya. Semua armada Uber adalah mobil rental, jadi biasa ganti ganti. Beberapa teman ada yang pernah dijemput pake Honda Civic hingga Pajero. Nah klo pake uberX itu yang standar seperti Avanza. Sementara Uber Black mobil premium seperti Mercy.

Tak lama akhirnya saya mendapatkan driver saya. Driver, jenis mobil dan nomor polisinya langsung terinformasikan lewat aplikasi Uber. Saya mendapatkan driver pak Achmadi dengan jenis mobil Avanza. Wah kebetulan pas dengan kebutuhan saya karena saya bawa barang cukup banyak. Pak Achmadi langsung mengontak saya untuk menanyakan alamat rumah saya. Setelah itu kemudian saya tinggal menunggu saja sekitar 10 menit.

Setelah naik, saya ngobrol ngobrol dengan pak Achamadi. Surprise karena pak Achmadi pernah menjemput saya di lokasi yang sama ketika saat itu saya masih menggunakan Grab Taxi. Saat itu memang pak Achmadi masih membawa armada taksi dari perusahaan. Saya juga kaget karena pak Achmadi masih ingat saya. Akhirnya terlibatlah kami dalam pembicaraan hangat.

Dia bilang baru saja seminggu bergabung dengan Uber Taxi. Dia memberanikan diri untuk kredit mobil baru demi mendaftarkan diri menjadi anggota koperasi yang bekerja sama dengab Uber Taxi. Setelah seminggu narik, pak Achamdi membocorkan pendapatannya. Ia sudah mengantongi 5 juta rupiah. Fantastis juga kan? Kabar dari media bahkan ada yang bisa meraup 16 juta dalam sebulan. Hebat!

Menjadi driver sekaligus pemilik mobil sendiri, membuat pak Achmadi bisa mendapatkan keuntungan ganda karena tidak perlu membayar sopir. Memang ada juga pengusaha mobil rental yang mempekerjakan sopir untuk membawa mobilnya. Dengan begitu pengusaha harus berbagi keuntungan dengan sopirnya. Pak Achamdi bilang bahwa Uber Taxi saat ini terkadang tidak bisa memenuhi semua order. Artinya masih terbuka luas kesempatan bagi siapapun untuk bergabung dengan Uber Taxi.

Bagi saya, pendapatan supir Uber Taxi 5 juta perminggu jelas sangat fantastis. Mungkin karyawan menegah saja harus mendapatkan jumlah yang sama dengan bekerja sebulan terlebih dahulu. Namun pak Achamdi harus memikirkan juga biaya kredit dan perawatan mobilnya.

Kesan pertama saya jelas banyak sekali keuntungan menggunakan Uber Taxi. Terutama dari segi ongkos dan armada yang lebih "fresh" dan terkesan layaknya seperti mobil pribadi. Saya jadi ingat pengakuan rekan saya saat hangouts. Pantas mereka memilih Uber kembali karena kesan pertama yang begitu mendalam. Namun memang dari sisi Pemerintah belum bisa memberikan jaminan regulasi.

Konsumen sekarang cerdas. Pakai taksi resmi saja juga belum tentu aman. Maka hadirnya Uber Taxi ini seolah menjadi alternatif dan pilihan menarik bagi konsumen jika dilihat dari ongkosnya. Rasanya memang seperti punya sopir pribadi sendiri dengan mobil layaknya mobil pribadi.

Dari segi persaingan, Uber Taxi memang bisa jadi menggerus pendapatan taksi resmi. Namun berapa banyaknya Uber Taxi merugikan operator taksi resmi belum bisa dikalkulasi dan tidak ada data resmi. Namun begitu, Uber Taksi tidak bisa dicegat langsung dijalanan, hanya khusus melayani order melalui aplikasi. Sedangkan taksi resmi sebetulnya memiliki dua keunggulan, bisa di setop dimana saja karena memang berseragam taksi, dan bisa juga menerima order melalui jasa Grab Taxi misalnya. Begitupun para pengusaha taksi resmi seharusnya tidak perlu khawatir secara berlebihan karena pasar Uber taksi segmented, hanya bagi mereka yang memiliki kartu kredit.

Persaingan usaha secara sehat justru akan menguntungkan konsumen. Disinilah tantangan bagi para pengusaha yang sudah mapan untuk mencari inovasi baru dalam berbisnis.

Tetapi, yang agaknya menjadi kekhawatiran pengusaha taksi resmi dengan hadirnya Uber Taksi adalah masalah harga. Uber Taxi memang saat ini belum menarik bagi hasil. Berbeda dengan Gojek yang sudah mengambil bagi hasil 20-80%. 20% untuk perusahaan dan 80% untuk mitra. Bisa jadi itulah yang menyebabkan mitra Uber bisa meraup cukup banyak keuntungan dari sebuah aplikasi.

Pemerintah seharusnya juga tidak kaku dengan kemajuan teknologi dan perkembangan jaman. Namun juga harus jelas dalam memberikan tindakan. Karena uber taxi kadung dinikmati oleh banyak pelanggan, sepatutnya memang jalan tengahnya adalah menggodok solusi bukan malah memenjarakan uber taxi. Yang jelas harus dicari solusi win win baik pengusaha taxi resmi maupun para pengusaha rental mobil yang sudah merasakan manisnya aplikasi uber taxi.

Kalau ditanya pendapat pribadi, jelas dengan harga miring dan kualitas mobil yang juga bersaing, saya jadi ikutan juga jatuh cinta sama Uber Taxi. Namun, sekali lagi pemerintah harus bisa melindungi konsumen.

Use my Uber promo code, dzulfikara2ue, and get Rp150,000 off your first Uber ride. Redeem it at https://www.uber.com/invite/dzulfikara2ue

Selamat nguber taxi :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun