Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Sensasi "First Ride" Uber Taksi

16 Juli 2015   01:28 Diperbarui: 16 Juli 2015   01:57 9996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi driver sekaligus pemilik mobil sendiri, membuat pak Achmadi bisa mendapatkan keuntungan ganda karena tidak perlu membayar sopir. Memang ada juga pengusaha mobil rental yang mempekerjakan sopir untuk membawa mobilnya. Dengan begitu pengusaha harus berbagi keuntungan dengan sopirnya. Pak Achamdi bilang bahwa Uber Taxi saat ini terkadang tidak bisa memenuhi semua order. Artinya masih terbuka luas kesempatan bagi siapapun untuk bergabung dengan Uber Taxi.

Bagi saya, pendapatan supir Uber Taxi 5 juta perminggu jelas sangat fantastis. Mungkin karyawan menegah saja harus mendapatkan jumlah yang sama dengan bekerja sebulan terlebih dahulu. Namun pak Achamdi harus memikirkan juga biaya kredit dan perawatan mobilnya.

Kesan pertama saya jelas banyak sekali keuntungan menggunakan Uber Taxi. Terutama dari segi ongkos dan armada yang lebih "fresh" dan terkesan layaknya seperti mobil pribadi. Saya jadi ingat pengakuan rekan saya saat hangouts. Pantas mereka memilih Uber kembali karena kesan pertama yang begitu mendalam. Namun memang dari sisi Pemerintah belum bisa memberikan jaminan regulasi.

Konsumen sekarang cerdas. Pakai taksi resmi saja juga belum tentu aman. Maka hadirnya Uber Taxi ini seolah menjadi alternatif dan pilihan menarik bagi konsumen jika dilihat dari ongkosnya. Rasanya memang seperti punya sopir pribadi sendiri dengan mobil layaknya mobil pribadi.

Dari segi persaingan, Uber Taxi memang bisa jadi menggerus pendapatan taksi resmi. Namun berapa banyaknya Uber Taxi merugikan operator taksi resmi belum bisa dikalkulasi dan tidak ada data resmi. Namun begitu, Uber Taksi tidak bisa dicegat langsung dijalanan, hanya khusus melayani order melalui aplikasi. Sedangkan taksi resmi sebetulnya memiliki dua keunggulan, bisa di setop dimana saja karena memang berseragam taksi, dan bisa juga menerima order melalui jasa Grab Taxi misalnya. Begitupun para pengusaha taksi resmi seharusnya tidak perlu khawatir secara berlebihan karena pasar Uber taksi segmented, hanya bagi mereka yang memiliki kartu kredit.

Persaingan usaha secara sehat justru akan menguntungkan konsumen. Disinilah tantangan bagi para pengusaha yang sudah mapan untuk mencari inovasi baru dalam berbisnis.

Tetapi, yang agaknya menjadi kekhawatiran pengusaha taksi resmi dengan hadirnya Uber Taksi adalah masalah harga. Uber Taxi memang saat ini belum menarik bagi hasil. Berbeda dengan Gojek yang sudah mengambil bagi hasil 20-80%. 20% untuk perusahaan dan 80% untuk mitra. Bisa jadi itulah yang menyebabkan mitra Uber bisa meraup cukup banyak keuntungan dari sebuah aplikasi.

Pemerintah seharusnya juga tidak kaku dengan kemajuan teknologi dan perkembangan jaman. Namun juga harus jelas dalam memberikan tindakan. Karena uber taxi kadung dinikmati oleh banyak pelanggan, sepatutnya memang jalan tengahnya adalah menggodok solusi bukan malah memenjarakan uber taxi. Yang jelas harus dicari solusi win win baik pengusaha taxi resmi maupun para pengusaha rental mobil yang sudah merasakan manisnya aplikasi uber taxi.

Kalau ditanya pendapat pribadi, jelas dengan harga miring dan kualitas mobil yang juga bersaing, saya jadi ikutan juga jatuh cinta sama Uber Taxi. Namun, sekali lagi pemerintah harus bisa melindungi konsumen.

Use my Uber promo code, dzulfikara2ue, and get Rp150,000 off your first Uber ride. Redeem it at https://www.uber.com/invite/dzulfikara2ue

Selamat nguber taxi :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun