Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Inilah Menu Makan Peserta Ekspedisi Nusantara Jaya 2015

21 Juni 2015   14:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:27 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam harinya(8/6) kami harus puas dengan sekerat ati sapi dan sepotong tahu goreng yang sudah kempis haha. Darimana saya dapat sambal? Terkadang di meja prasmanan prajurit ada sisa sambal, jadi tanpa sungkan saya akan meminta kepada prajurit yang sedang ikut makan hahahaha.

Memang meja prasmanan prajurit dan peserta dibedakan, hal ini dilakukan bukan untuk membeda bedakan, namun untuk kenyamanan kedua belah pihak. Ya untuk urusan menu sih tidak pernah berbeda kecuali urusan sambal hahaha. Masalah sambal ini memang membutuhkan pengertian kedua belah pihak, well hasilnya selama ini kami rukun dan saling berbagi untuk urusan makanan apapun. Harus dibagi rata istilahnya.

"Kenapa kamu gak beli boncabe (bubuk cabai) Alfian untuk pengganti sambal?" tanya saya kepada salah satu rekan kamar.

"Bang, saya pernah punya boncabe tapi langsung habis bang hahahaha" kelakarnya.

"Begitulah hidup di laut Alfian, kita harus berbagai suka dan duka" jawab saya sok pengalaman.

"Yap benar bang" katanya sambil menelan ludah.

Hebatnya, meskipun makanan dengan menu sederhana tak terdengar sedikitpun keluhan dari para peserta ENJ2015. Mungkin mereka telah terbiasa sejak berangkat dari Jakarta. Sedangkan saya baru naik dari Makassar. Ya selang tiga hari lah dengan mereka yang sudah lebih awal naik KRI BAC 593 dari Jakarta.

Saat makanan habis pun kita saling mengisi dengan para prajurit. Pokoknya suasananya prihatin dan kekeluargaan banget deh hahaha. Kalau di meja prasmanan peserta habis, kita tinggal minta ke meja prasmanan prajurit. Sebaliknya para prajurit pun meminta lauk pauk yang masih tersisa di meja prasmanan peserta.

Lauk habis pantang mengeluh, pasalnya kita punya banyak stock persediaan biskuit pelaut. Iya benar, entah berapa toples biskuit pelaut itu tak habis-habis. Selalu jadi cemilan saat sesi sharing di malam hari. Saya hanya dua kali memakannya. Itu pun karena sekali-kalinya saya telat makan dan lauk sudah habis. Rasa biskuitnya seperti biskuit bayi yang biasa di jadikan bubur dengan menuangkan air panas dalam mangkuk. Yang ini menggigitnya khusus harus pakai gigi geraham karena saking padatnya hahaha. 

Salam Hangat

@DzulfikarAlala

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun