Karena selama perjalanan ke Sorong dari Makassar membutuhkan waktu selama tiga hari 12 jam, maka saya selalu menjama qashar solat saya. Beberapa ada yang seperti saya, tapi ada juga yang normal lima waktu seperti hari hari biasanya.
Saat KRI BAC berhenti, akan sangat mudah untuk menentukan kiblat dengan menggunakan apps smartphone. Namun saat tidak ada sinyal, otomatis smartphone tidak bisa berbuat banyak kecuali hanya sebagai tempat menulis draft tulisan atau menghibur diri dengan bermain game.
Nah, ketika KRI BAC berlayar, menentukan kiblat pun cukup mudah, KRI tidak terlalu banyak bermanuver, konstan mengikuti jalur perjalanan. Sehingga posisi KRI tetap berlayar kearah Timur. Dalam posisi demikian kita bisa menentukan kiblat berdasarkan magnet yang digantung didekat lampu penerangan.
Pada awalnya saya juga belum mengerti, namun setelah bertanya pada peserta lain, barulah saya menyadari bahwa sudah ada kompas sederhana yang bisa menunjukkan kemana arah kami menundukkan wajah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H