Anak-anak sepertinya sangat excited sekali. Bahkan ketua grup dan wakil ketua grup F menantang saya untuk masuk gua lebih dalam lagi. Kemudian saya memeberikan arahan bahwa tidak bisa sembarangan masuk lebih dalam karena semakin dalam oksigen yang berada di gua akan semakin berkurang disamping itu ada bau gas yang keluar dari gua. Tanpa peralatan lengkap mustahil menjelajahi gua lebih dalam.
Beberapa anak bahkan dengan sengaja meminum tetesan-tetesan air yang mengalir dari stalaktit. Sementara anak lainnya menimpali bahwa mereka minum pipisnya kelelawar hehehe.
Bagi saya ini adalah pengalaman pertama kalinya menyusuri sebuah gua yang masih di huni oleh kelelawar. Sensasinya memang sangat berbeda karena kami menyusuri gua yang dibawahnya mengalir sungai yang dangkal. Pasir sungai terasa di jemari kaki bahkan beberapa batu karang sempat menggores kaki anak-anak yang merupakan "oleh-oleh" dari penelusuran sebuah gua.
Dengan berbekal headlamp dan beberapa senter kecil, gua yang gelap gulita menjadi sedikit temaram dan memiliki nuansa yang tak terlupakan. Sambil menunggu beberapa kelompok lagi yang datang, saya pun mengabadikan beberapa momen penting bagi anak-anak. Ini adalah pembelajaran yang terbaik bagi anak-anak langsung dari alam. Mereka tidak hanya membaca tapi bisa melihat proses terbentuknya stalaktit dan stalakmit.
Dalam perjalanan pulang kedua anak didik saya masih saja ngedumel karena tidak di berikan kesempatan untuk menyusuri gua lebih dalam. Sementara beberapa anak meratapi nasib tablet dan handphonenya yang tercebur di sungai dalam gua. Mereka lupa untuk menitipkan pada guru pembimbingnya masing-masing.