Illustrasi/dok.bundaiman.wordpress.com
Pagi tadi sekitar pukul 7.00 (6/6) saya kelabakan mencari tempat rental komputer sekaligus fotocopy yang buka di daerah Pamulang, Tangerang Selatan. Pasalnya ada beberapa dokumen yang harus segera saya print dan digandakan. Kebetulan printer di rumah sedang tidak bisa digunakan alias habis tintanya. Akhirnya sambil mengendarai motor menuju BSD, Serpong saya mengamati satu persatu setiap ada palang iklan bertuliskan CANON atau XEROX ciri khas jasa layanan fotocopy.
Ah beruntung sekali ternyata sebuah toko fotocopy yang sudah buka sekitar 1 km dari rumah, kemudian saya berhenti dan menghampiri. Saya menanyakan terlebih dahulu apakah di tempat tersebut juga menerima layanan print dokumen. Sayang toko tersebut hanya bisa menggandakan dokumen dan tidak menerima layanan print dokumen meskipun saya lihat ada seperangkat komputer yang lengkap dengan printernya. Ah sudahlah saya tidak mau memohon bahkan berdebat. Kemudian saya melanjutkan kembali pencarian tempat foto copy yang sudah buka.
Tidak berapa jauh dari tempat pertama, kemudian saya menemukan tempat fotocopy lain yang sudah buka juga. Saya melihat ada seseorang yang sedang menyapu dan membersihkan toko. Kemudian saya langsung parkir di depan toko tersebut. Dengan ramah orang itu menyambut saya. Kemudian saya menanyakan kembali apakah disitu menerima jasa print dokumen. Alhamdulillah ternyata disitu juga menerima print dokumen selain tempat fotocopy.
Kemudian dengan cekatan si abang meminta flashdisk saya. Selagi saya mengambil flashdisk di tas, dia menghidupkan komputer kemudian menghubungkan sebuah kabel ke mesin foto copy. Wow keren juga nih pikir saya. Print dokumen kemudian langsung digandakan dengan menggunakan mesin yang sama.
Tak butuh waktu lama dokumen yang saya minta langsung diprint dan digandakan dengan cekatan. Sambil menunggu kemudian saya iseng-iseng bertanya harga mesin fotocopy yang saya saksikan sedang mengandakan dokumen yang saya minta. Mesin fotocopy ini cukup canggih seperti yang saya lihat di beberapa perpustakaan premium seperti di American Corner.
"Berapa nih bang mesin begini?"
"Yah lumayan lah"
"30 juta yak?"
"Iya sekitar 25 juta, ini ane aja baru buka usaha fotocopy. Baru aja buka dua hari. Ente pelanggan ane yang pertama di hari kedua ini" sambutnya.
Wah pikir saya "kok bisa langsung akrab gini yah?" Kemudian saya iseng tanya-tanya latar belakang usahanya, pekerjaan sebelum membuka usaha dan latar belakang pendidikannya. Tidak lupa saya juga mengenalkan hal yang sama terlebih dahulu sebelum saya bertanya tentang dirinya. Saya merasa nyambung aja dengan Bang Ahmad. Dan rasanya bang Ahmad juga merasa saya cukup open dengannya. Makanya saya sampai kepo (penasaran) tentang riwayat usahanya.
Sebut saja namanya bang Ahmad. Ternyata bang Ahmad memang asli warga Pamulang. Dia pernah mondok di Gontor, Ponorogo. Setelah selesai mondok kemudian dia melanjutkan kuliah jurusan Teknik Informatika di salah satu Universitas di Jakarta. Tapi setelah lulus bang Ahmad malah bekerja sebagai seorang Guru di salah satu Sekolah Islam di bilangan Cinere. Uniknya bang Ahmad mengajar KTK (Kerajinan Tangan dan Kesenian) hampir selama 7 tahun lamanya.
Saya cuma melongo dengan latar belakang yang gak nyambung blas gitu. Bayangin aja seorang santri kuliah di jurusan TI tapi setelah lulus malah ngajar KTK. Kok bisa ya?
Pada tahun ketujuh bang Ahmad mencoba keluar dari pekerjaannya karena melihat sebuah peluang. Peluang itu adalah menjadi penyalur alat-alat tulis ke beberapa Sekolah di daerah Cinere, termasuk Sekolah lama tempat dia mengajar dulu. Meski melewati beberapa tahapan seleksi ternyata bang Ahmad dipilih sebagai penyalur semua kebutuhan alat tulis yang dibutuhkan di beberapa sekolah. "Barang-barang ane lebih murah Jul, makanya banyak sekolah yang mesen alat tulis sama ane" kata bang Ahmad yang langsung akrab.
Ketika kami ngobrol tiba-tiba anak perempuannya muncul. Kemudian bang Ahmad menceritakan usaha percobaannya membuka usaha fotocopy tersebut. Kini sambil menjadi penyalur alat tulis dan buka usaha fotocopy bang Ahmad juga masih mengajar. Bang Ahmad mengajar privat tiap sore. "Emang privat apaan bang?" "Yah biasa lah privat ngaji, hehehehe" jawabnya sekenanya. Bang Ahmad ini ternyata punya banyak kenalan di UIN Ciputat, kampus saya dulu menimba ilmu. Meski bang Ahmad tidak kuliah di UIN tapi bang Ahmad mengaku memiliki banyak kawan di UIN karena banyak diantara mereka yang sama-sama berasal dari Gontor.
Duh sayang banget saya tidak bisa berlama-lama disitu, padahal saya masih ingin mendengar kisah bang Ahmad memberanikan diri membuka usaha jasa fotocopy.
Kemudian saya pun pamit dan berniat akan kembali ke tempat itu.
Serpong
Salam dari @gurubimbel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H