Dari percakapan diatas terdengar jelas bahwa pedagang ini tidak pantang menyerah dan lebih mementingkan kepentingan pelanggan dalam menghadapi kenaikan harga bbm. Pelanggan sudah kadung jatuh cinta dengan mie ayam goceng ini.
Memang tidak sedikit yang menduga bahwa mie ayam ini bisa jadi pakai ayam tiren melihat harganya yang sangat murah. Namun saya memastikan dengan bertanya langsung bahwa bahan-bahan yang mereka gunakan dijamin halal dan fresh.
Cara lainnya saya mentraktir teman-teman kantor tanpa memberi tahukan harganya. Setelah semua makan dengan lahap kemudian saya beberkan bahwa mie ayam yang saya beli satu porsinya hanya goceng. Kemudian saya bertanya pada mereka apakah ada rasa-rasa yang aneh? Semua kompak mie nya kenyal dan gurih. Ayamnya pun nikmat dan tak sedikitpun ada kecurigaan bahwa itu ayam tiren.
Apa yang dilakukan seorang wirausahawan yang menggeluti bidang kuliner sebetulnya bisa mencontoh apa yang dilakukan pedagang mie ayam ini. Biarkan harganya tetap, tapi bisa dengan menyesuaikan porsinya. Saya yakin trik ini dapat dipahami pelanggan. Dan pelanggan pasti mafhum dengan keadaan ini (kenaikan bbm). Terciptanya hubungan antara pelanggan dan wirausahawan dengan keterbukaan seperti ini justru akan semakin menciptakan hubungan yang harmonis. Tidak ada yang dirugikan dan tidak ada yang merasa di tipu.
Sebaliknya, saya jadi teringat teh kotak kesukaan saya yang biasanya ada tanda bonus isi 15 %. Meskipun hanya 15% tapi dengan memberikan bonus seperti itu justru membuat pelanggan merasa mendapatkan value yang lebih dibandingkan dengan memilih produk yang lain.
Selamat berakhir pekan
Follow @gurubimbel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H