Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengurangi Dampak Negatif Tambang

6 Maret 2015   19:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:04 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
proses pengambilan sample air laut di terluk senunu KSB/dokpri

Flora dan Fauna di habitat awal sebelum proses dibukanya tambang pun cukup lengkap diawetkan. Hal tersebut sebagai bukti monitoring jika nantinya tambang di tutup maka semua jenis binatang dan tumbuhan yang pernah ada diupayakan dikembalikan kembali kondisinya seperti semula. Bukan hanya itu, sedimentasi pun diteliti secara seksama untuk terus memonitoring dampak yang ditimbulkan dari penenpatan tailing. Dari proses awal pemisahan konsentrat dan tailing pun PT NNT tidak menggunakan bahan kimia apapun. Proses pemisahan menggunakan proses fisika dengan gelembung udara. Asam tambang yang ada di sumur pit merupakan akibat dari blasting dan kandungan tembaga dan mineral lainnya sehingga air yang keluar dari sela-sela bebatuan memiliki kadar asam yang cukup tinggi dari normal. Air asam tambang ini pun dikelola dan dinetralkan di beberapa santong, storage air sebelum dilepaskan ke beberapa anak sungai atau langsung di kirim melalui pipa pipa yang dialirkan ke laut. Kadarnya terus di pantau dan diteliti sehingga dijaga agar tidak membahayakan habitat disekitar lingkar tambang atau bahkan masyarakat yang memanfaakan air tanah agar tidak tercemar dengan air asam tambang.

Berbagi pengalaman ngeblog dengan anak-anak SMA di lingkar tambang PT NNT/dokpri

Dampak social inilah yang memang pekerjaan cukup sulit karena menyangkut periuk nasi pekerja dan masyarakat lingkar tambang. Program CSR PT NNT sendiri saya rasa sudah cukup banyak diwujudkan dalam beberpa program. Bahkan beberapa bangunan sekolah negeri dan swasta tak luput dari program PT NNT. Inilah salah satu manfaat berbagi keuntungan yang merupakan tanggung jawab tambang terhadap lingkungan sekitar. Namun, masalah social lainnya yang ditimbulkan memang perlu diberikan perhatian khusus lagi misalnya keberlanjutan pekerja tambang setelah penutupan tambang, nasib masyarakat yang bergantung langusung pada tambang, serta masyarakat lain yang tidak bergantung langsung pada keberadaan tambang. Inilah rasanya aspek tanggung jawab yang paling rumit dan paling sulit untuk diselesaikan karena harus berkoordinasi dengan masyarakat den pemerintah. Road Map penutupan tambang memang harus dipikirkan bersama, bukan semata tanggung jawab tambang atau pemeritah semata. Namun semua elemen yang ada harus bekerja sama untuk menentukan nasibnya sendiri setelah tambang ditutup. Beberapa opsi seperti pemberdayaan pariwisata dan budaya daerah merupakan aspek yang paling potensial melihat gugus lainnya seperti Bali dan Lombok yang bisa mendapatkan pemasukan daerah dari sector pariwisata dan budaya.

Pantai Rantung, salah satu potensi wisata yang dapat dikembangkan di KSB area lingkar tambang PT NNT/dokpri

Masalah royalty yang diberikan tambang kepada pemerintah pusat dan daerah tentu sudah ditetapkan oleh kontrak karya dan peraturan yang berlaku. Namun, pemerintah daerah merasa apa yang didapat tidak sebanding dengan apa yang dikeruk. Tambang tunduk terhadap hukum. Pemerintah pusat sebagai regulator utama harus lebih bijak lagi terhadap daerah-daerah penghasil pendapatan Negara untuk diperhatikan baik dari sisi kesejahteraan masyarakatnya maupun fasilitas infrastrukturnya. Sehingga tambang tidak selau tersandera dengan kepentingan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Dari empat aspek diatas permasalahan yang paling sering mengemuka adalah bagi-bagi royalti dan dampak lingkungan. Padalah bom waktunya adalah para pekerja yang harus menerima kenyataaan bahwa tambang akan habis dan mereka harus mempersiapkan masa pensiunnya dengan mandiri. Inilah yang kiranya perlu diingatkan bahwa segala sumber daya alam tidak ada yang abadi. Oleh karena itu salah satu jalan adalah kemandirian ekonomi masyarakat tambang dan lingkar tambang. Pemerintah, Perusahaan dan Masyarakat harus bahu membahu menyiapkan kemandirian ekonomi kerakyatan setidaknya sejak tambang itu dibuka. Sehingga kita akan tau kemana arahnya nanti tambang-tambang yang sda nya habis akan berproses. Apakah akan terus memberikan manfaat atau sebaliknya menjadi bencana bagi masyarakat disekitarnya. Akan dikenang seperti apakah PT NNT nantinya? Mungkin jawabannya sudah tergambar saat ini dari program-program yang sudah dilaksanakan dan yang secara nyata sudah bisa dilihat hasilnya adalah kehidupan pasca tambang PT NMR (Newmont Minahasa Raya) Dzulfikar Alala (Peserta Newmont Bootcamp Batch IV) Baca juga dari dua sisi: Newmont Terbukti Cemari Teluk Buyat (TEMPO) Apa Yang Sebenarnya Terjadi di Teluk Buyat (BLOGGER)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun