Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tingkatkan Budaya Literasi, Bioskop Harus Sediakan Perpustakaan Mini

20 Februari 2014   21:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:38 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, kalau sudah ada cefe buku kenapa nggak dengan bioskop yang juga menyediakan buku-buku terbaru agar bisa dibaca khalayak ramai terutama anak muda agar meningkatkan minat baca mereka. Tidak sulit untuk menyediakan mini library corner di pojokan setiap bisokop. Tidak perlu menggunakan space yang terlalu luas, karena buku bisa di simpan dimana saja.

Ternyata sulit yaa untuk bisa bersaing dengan negara lain jika budaya literasi saja sudah rendah. Jangan-jangan inilah sebab mengapa plagiasi marak, barangkali memang karena budaya literasi yang rendah sehingga seseorang yang buntu pikirannya lebih memilih mencomot tulisan orang lain yang dia anggap "wah".

Kalau mengingat siapa saja tokoh Indonesia yang gila buku ada dua orang yang selalu terngiang dan kisahnya selalu berkaitan dengan buku. Mereka adalah Gus Dur dan Jalaluddin Rachmat. Keduanya terkenal sangat gila buku. Bahkan Gus Dur pun dikisahkan selalu membawa buku meski pun saat pergi ke bioskop. Jadi kalau ada ide mewujudkan perpustakaan di bioskop itu barangkali inspirasinya berasal dari Gus Dur. Bukan hanya sekedar trend Gusdurian lah pastinya. Tapi trend anak muda berwawasan dan lebih gaul dengan membaca buku.

Jalaluddin Rachmat yang kini nyalon dari salah satu Partai dikenal juga sangat gemar membaca buku. Produktifitasnya dalam menulisnya pun tidak diragukan lagi. Bahasanya renyah dan membuat kita mudah memahami persoalan sulit. Baik Gus Dur dan Jalaluddin paham betul manfaat sebuah buku.

Oh yaa, saya juga jadi ingat perkataan Komaruddin Hidayat. Menguasai dua bahasa itu ibarat memiliki dua rumah. Artinya dengan membaca dengan menggunakan dua bahasa yang berbeda saja, kita seolah memiliki dua kampung halaman. Nah, hebat bukan dari sekedar membaca bisa merasa memiliki dua kampung halaman, apalagi jika seolah merasa memiliki dua istri hehehe.

Ngomong-ngomong sudah berapa banyak buku yang anda baca minggu ini? berapa banyak buku yang anda rencanakan untuk di baca tahun ini? Bisakah kita membuat resolusi untuk membaca minmal satu buah buku dalam satu bulan?

Salam Hangat

@DzulfikarAlala

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun