Mohon tunggu...
Fika Fatiha
Fika Fatiha Mohon Tunggu... Lainnya - Beriman, Berilmu, Beramal

Menulis Karena Ga Bisa Menggambar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Blak-blakan (Apa Adanya) Vs Memfilter Diri, yang Manakah Kita Seharusnya?

30 April 2022   15:10 Diperbarui: 3 Mei 2022   20:30 5251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbicara. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Berbagai macam pendapat ataupun argumentasi terhadap seseorang mengenai dirinya yang blak-blakan (apa adanya) dan memfilter diri akhir-akhir ini sering kali marak di perbincangkan. Hal ini tidak lain karena adanya orang-orang yang terlihat baik, entah itu di dunia nyata maupun di dunia maya pada akhirnya terjerat kasus yang merugikan. Orang yang terlihat maupun membranding dirinya alim di dunia nyata dan di dunia maya juga melakukan hal tersebut dengan merendahkan orang lain yang menurutnya salah.

Akibat fenomena tersebut, tingkat kepercayaan terhadap orang yang ‘terlihat baik’ cenderung di curigai. Ada juga orang yang berargumen bahwa lebih baik berteman dengan orang yang blak-blakan (apa adanya) dibanding dengan orang yang terlihat baik. Bahkan menurut mereka, kita mesti curiga dengan orang yang terlihat baik dan alim tersebut lantaran bisa jadi malah menusuk kita dari belakang (lebih menyakiti kita tanpa kita sadari). Lantas apakah argumen tersebut salah? Benarkah kita harus demikian?

Agar tidak terjadi perdebatan yang panjang, maka penulis perlu menyampaikan definisi blakblakan (apa adanya) dan memfilter diri terlebih dahulu yang harus kita sepakati bersama sebelum kita berpendapat mana yang seharusnya kita gunakan.

  • Blak-blakan (Apa adanya)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata blakblakan adalah tidak ada yang ditutup-tutupi atau disembunyikan. Arti lainnya dari blakblakan adalah terus terang. Blak-blakan (Apa adanya) merupakan sikap maupun seseorang yang biasanya to the point bila melihat sesuatu, artinya, orang semacam ini benci akan adanya kemunafikkan dan ketidakjujuran. Apakah hal tersebut salah? Tentu saja tidak, apalagi sifat jujur merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki oleh setiap manusia.

Rasulullah S.A.W bersabda,

“Kejujuran menuntun pada kebajikan, kebajikan dapat mengantarkan ke surga. Sesungguhnya kebohongan itu menyeret manusia kepada kejahatan, kejahatan itu dapat menyeret pada neraka.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Berarti di sini orang yang blak-blakan adalah orang yang jujur dan tidak menutup-nutupi sesuatu bahkan dianjurkan oleh Rasulullah. Tetapi, kita melihat sebuah fenomena bahwa ada hal-hal yang menciderai sifat apa adanya ini. Seperti yang kita ketahui manusia di muka bumi ini tidak hidup sendiri, kita hidup berdampingan dengan makhluk lainnya yang memiliki latar belakang yang berbeda, otomatis apa yang di sampaikan olehmu belum tentu diterima baik oleh manusia. 

Lalu apakah artinya seorang muslim tidak boleh berbohong (harus blak-blakan)? Tentu tidak. Rasulullah S.A.W membolehkan berbohong untuk tiga alasan atau situasi tertentu, yaitu berbohong ketika peperangan, berbohong  untuk mendamaikan perselisihan dan berbohongnya suami untuk menyenangkan istri (H.R Ahmad). Namun dengan begitu Rasulullah tetap menghindari bohong, bahkan yang bagi kita dianggap berbohong untuk kebaikan.

Seperti Negara Indonesia, Negara ini merupakan negara demokrasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan berpendapat (blak-blakan dll.) Tetapi disamping negara demokrasi Indonesia juga merupakan negara hukum, negara yang memiliki norma dan aturan yang sifatnya mengikat dan sudah menjadi identitas bangsa Indonesia itu sendiri. Artinya, hak (kebebasan) yang kamu utarakan itu dibatasi oleh hak orang lain sehingga kebebasan kita tidak bebas secara keseluruhan. 

Jadi, sifat blak-blakan tersebut tidak bisa kita gunakan dalam segala situasi, hal ini bisa jadi tergantung dari tingkat kedekatan kita dengan seseorang, mungkin ada orang terdekat kita yang bisa menerimamu blak-blakan apa adanya, tetapi tidak semua orang bisa kamu lakukan seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun