Mohon tunggu...
Fifi Zuniarti
Fifi Zuniarti Mohon Tunggu... Jurnalis - Seorang lulusan sarjana Ilmu Komunikasi yang mengambil fokus penjurusan Jurnalistik. Memiliki minat terhadap penulisan dan berharap dapat bekerja di dunia yang berhubungan dengan menulis

Portofolio tulisan yang dibuat oleh Fifi Zuniarti

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Remaja Indonesia Darurat Narkoba

18 Maret 2019   18:31 Diperbarui: 4 April 2019   19:15 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ obat-obatan tersebut sebenarnya tidak berbahaya asalkan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter, namun  tidak untuk diberikan ke sembarangan orang dan juga tidak untuk dikonsumsi secara umum seperti masyarakat kita sekarang.” Ungkap Dr. Ari Fadhilah yang merupakan seorang dokter umum RSKO Cibubur

Dirinya juga menambahkan, “ Mereka yang sudah memakai obat-obatan tersebut cenderung berbuat nekat dan rela melakukan apapun demi untuk mendapatkan obat-obatan tersebut. Hal itu disebabkan karena salah satu kandungannya yang membuat pikiran mereka terpengaruhi.”

Pelaku membeli barang tersebut menggunakan uang saku mereka yang dikumpulkan selama beberapa hari atau menggunakan uang spp mereka kemudian uang tersebut dijadikan satu dengan uang lainnya untuk membeli barang haram tersebut. Tak tanggung-tanggung mereka membelinya hingga satuan kilo yang harga jual per kilonya seharga satu juta dua ratus ribu rupiah.

“ Barang tersebut biasanya saya pakai sendiri atau kadang jika teman saya minta ya, paling saya jual lagi. Tapi saya bukan pengedar lho, saya paling jualnya sesama teman aja kalau bukan teman saya gak berani jualnya dan itupun teman yang saya kasih orang-orang nakal seperti saya, gak kaya kamu baik. Saya juga gak tega ngehancurin orang baik kaya kamu jadi anak nakal seperti saya. Saya juga masih punya hati walaupun bejat  hahaha,” ujar pelaku.

Ini artinya, masalah remaja seperti narkoba merupakan masalah yang sudah sangat genting karena kasus narkoba dikalangan remaja sudah menjadi budaya dari kalangan remaja itu sendiri. Di usia-usia saat ini keinginan untuk mencari jati diri mereka sangat tinggi kemudian ditambah lagi dengan globalisasi dimana terdapat banyak informasi-informasi dari beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab.

“ Jika 50% dari anak-anak remaja di Indonesia menggunakan narkoba sedangkan narkoba memiliki bahaya atau dampak yang diarahkan langsung terhadap saraf pusat otak hal ini akan mempengaruhi cara berfikir dan logika berfikirnya yang sudah tidak terarah sedangkan para remaja diharapkan menjadi pemimpin di masa yang akan datang.” Ujar Sofyan Adi Saputra

Pria 22 tahun tersebut menambahkan, “ Secara otomatis jika mereka mengkonsumsinya, mereka tidak bisa mengatur lagi. Itu akan mempengaruhi dan membuat pihak-pihak asing datang mempengaruhi para remaja tersebut, pastinya Indonesia akan masuk dalam kondisi darurat karena sudah dikuasai dan dikontrol oleh pihak asing.”

Dalam kesempatan itu Adi juga menyampaikan bahwa, Salah satu cara untuk menekan melonjaknya pertumbuhan narkoba di kalangan remaja adalah dengan cara memberikan pembekalan atau diberi pengetahuan tentang bahaya-bahaya penyalahgunaan narkoba di umur yang sedini mungkin seperti yang sudah dilakukan di beberapa negara maju salah satunya Belanda.

Dan dirinya berharap untuk pemerintah, agar memperbaharui undang-undang tentang narkoba itu sendiri karena undang-undang yang di pakai sekarang ini masih menggunakan undang-undang yang lama. Sedangkan narkoba selalu mengalami pembaharuan dalam bentuk jenis dan kemasannya yang selalu berkembang dan inovasi setiap tahunnya.

 “ Masalah pengguna adalah mindset mereka tentang narkoba itu sendiri. Disini RSKO berusaha untuk mengubah mindset pengguna dari ketergantungan jadi tidak tergantung lagi dengan cara memberikan konseling-konseling,diskusi-diskusi, terapi-terapi (psikoterapi) dan program program positif yang bisa meyakinkan seseorang untuk bisa lepas dari narkoba dan kembali ke masyarakat seperti dahulu” ujar Dr. Ari Fadhilah

Dirinya juga menambahkan bahwa , “ Berani untuk menolak atau berkata tidak pada ajakan narkoba dan jangan pernah mencoba narkoba karena tidak ada kata sekali yang ada sekali lagi, lagi dan lagi. Mengkonsumsi narkoba adalah kegiatan menghancurkan baik menghancurkan diri, lingkungan maupun dompet.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun