Mohon tunggu...
Fifi Zuniarti
Fifi Zuniarti Mohon Tunggu... Jurnalis - Seorang lulusan sarjana Ilmu Komunikasi yang mengambil fokus penjurusan Jurnalistik. Memiliki minat terhadap penulisan dan berharap dapat bekerja di dunia yang berhubungan dengan menulis

Portofolio tulisan yang dibuat oleh Fifi Zuniarti

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Remaja Indonesia Darurat Narkoba

18 Maret 2019   18:31 Diperbarui: 4 April 2019   19:15 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Derasnya peredaran narkoba di tanah air membuat Indonesia menjadi negara yang sering dijadikan target salah satu tujuan utama sebagai pasar yang bagus untuk para sindikat narkoba internasional agar dapat meraup keuntungan yang besar.

Narkoba merupakan suatu bentuk proksiwar atau upaya dari pihak-pihak luar ataupun pihak-pihak asing yang sengaja ingin menghancurkan generasi bangsa. Hal ini merupakan masalah kita semua terlebih khusus masalah remaja yang harus di tanggapi lebih serius oleh semua pihak

Sofyan Adi Saputra, ketua DMAN Trisakti
Sofyan Adi Saputra, ketua DMAN Trisakti
Sofyan Adi Saputra yang merupakan Ketua Umum Divisi Mahasiswa Anti Narkoba Atau DMAN Trisakti yang di temui di basecampnya pada sabtu (16/3) lalu, mengatakan bahwa hampir 26,30 % dari jumlah penduduk Indonesia merupakan remaja itu artinya anak-anak muda merupakan generasi penerus bangsa dimana tahta kepemimpinan bangsa suatu hari nanti akan jatuh ketangan mereka.

Dirinya juga menambahkan, “Bayangkan jika para remaja sudah terkontaminasi oleh dampak dari narkoba tersebut,apa yang akan terjadi? Ini merupakan bahaya yang cukup besar yang dilakukan karena proksiwar. Penjajahan dilakukan bukan hanya dengan mengangkat senjata tapi dengan membodohi atau merubah pola pikirnya, ideologinya terhadap bangsa atau remaja yang ada disuatu negara tersebut.”

Dalam beberapa kasus ditemukan pengguna narkoba mulai mengenal narkoba sejak dirinya duduk dibangku Sekolah Dasar. Dimulai dari teman sebayanya yang menawari dirinya untuk mencoba barang tersebut secara gratis hingga menjadi sebuah kebiasaan atau budaya yang terus di konsumsi hingga saat ini.

“ Awalnya hanya untuk mencari tau bagaimana sih rasanya barang tersebut. Mencobanya pun hanya sedikit hingga lama kelamaan saya mulai menyukainya dan terus mengkonsumsinya sampai sekarang,” ujar pelaku yang enggan untuk disebutkan namanya tersebut.

Ketika ditemui di salah satu restoran cepat saji pada minggu (17/3), Mereka mengaku mengonsumsi barang tersebut ketika mereka sedang mengalami masalah seperti depresi, masalah percintaan, keuangan hingga kondisi keluarga yang menurut mereka menjadi alasan utama kenapa mereka menggunakannya.

“ Ketika memakai barang tersebut rasanya seperti semua masalah yang ada di hidup ini hilang entah kemana dan hanya perasaan tenang yang ada. Terbang, bebas dan tertawa” Ungkap si pemakai.

Ketika di konfirmasi apakah orang-orang terdekat atau orang tua  mengetahui hal tersebut, mereka mengatakan bahwa “ Orang tua tidak tau tapi orang-orang sekitar tau. Mereka sering sih memberitahu saya untuk berhenti mengkonsumsi ‘Baby’ (sebutan untuk barang haram tersebut) tapi ya gimana ya? Awalnya mungkin saya berhasil menjauhi baby tapi lama kelamaan saya goyang juga. Mungkin ini juga karena lingkungan pergaulan saya yang mendukung saya untuk mencoba si baby lagi.”

Dr. Ari Fadhilah sedang menjelaskan tentang dampak negatif narkoba secara rinci kepada pewawancara
Dr. Ari Fadhilah sedang menjelaskan tentang dampak negatif narkoba secara rinci kepada pewawancara
Dr. Ari Fadhilah menjelaskan, “ latar belakang mengapa banyak anak remaja Indonesia menggunakan narkoba salah satu alasannya adalah kurangnya benteng diri dari anak itu sendiri yang disebabkan karena kurangnya perhatian dari orang tuanya dan lingkungan yang kurang mendukung seorang anak berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab akan dirinya sendiri, lingkungan serta agamanya.”

Obat-obatan tersebut mengandung salah satunya adalah zat adiktif dimana zat tersebut bisa membuat pemakai merasa ketagihan seperti rasa yang ada di kopi. Hal tersebut dikarenakan tingkat kuantitas mereka merasakan zat tersebut yang menyebabkan otak mereka terbiasa mengingat dan cendrung enggan untuk melepaskannya

“ obat-obatan tersebut sebenarnya tidak berbahaya asalkan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter, namun  tidak untuk diberikan ke sembarangan orang dan juga tidak untuk dikonsumsi secara umum seperti masyarakat kita sekarang.” Ungkap Dr. Ari Fadhilah yang merupakan seorang dokter umum RSKO Cibubur

Dirinya juga menambahkan, “ Mereka yang sudah memakai obat-obatan tersebut cenderung berbuat nekat dan rela melakukan apapun demi untuk mendapatkan obat-obatan tersebut. Hal itu disebabkan karena salah satu kandungannya yang membuat pikiran mereka terpengaruhi.”

Pelaku membeli barang tersebut menggunakan uang saku mereka yang dikumpulkan selama beberapa hari atau menggunakan uang spp mereka kemudian uang tersebut dijadikan satu dengan uang lainnya untuk membeli barang haram tersebut. Tak tanggung-tanggung mereka membelinya hingga satuan kilo yang harga jual per kilonya seharga satu juta dua ratus ribu rupiah.

“ Barang tersebut biasanya saya pakai sendiri atau kadang jika teman saya minta ya, paling saya jual lagi. Tapi saya bukan pengedar lho, saya paling jualnya sesama teman aja kalau bukan teman saya gak berani jualnya dan itupun teman yang saya kasih orang-orang nakal seperti saya, gak kaya kamu baik. Saya juga gak tega ngehancurin orang baik kaya kamu jadi anak nakal seperti saya. Saya juga masih punya hati walaupun bejat  hahaha,” ujar pelaku.

Ini artinya, masalah remaja seperti narkoba merupakan masalah yang sudah sangat genting karena kasus narkoba dikalangan remaja sudah menjadi budaya dari kalangan remaja itu sendiri. Di usia-usia saat ini keinginan untuk mencari jati diri mereka sangat tinggi kemudian ditambah lagi dengan globalisasi dimana terdapat banyak informasi-informasi dari beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab.

“ Jika 50% dari anak-anak remaja di Indonesia menggunakan narkoba sedangkan narkoba memiliki bahaya atau dampak yang diarahkan langsung terhadap saraf pusat otak hal ini akan mempengaruhi cara berfikir dan logika berfikirnya yang sudah tidak terarah sedangkan para remaja diharapkan menjadi pemimpin di masa yang akan datang.” Ujar Sofyan Adi Saputra

Pria 22 tahun tersebut menambahkan, “ Secara otomatis jika mereka mengkonsumsinya, mereka tidak bisa mengatur lagi. Itu akan mempengaruhi dan membuat pihak-pihak asing datang mempengaruhi para remaja tersebut, pastinya Indonesia akan masuk dalam kondisi darurat karena sudah dikuasai dan dikontrol oleh pihak asing.”

Dalam kesempatan itu Adi juga menyampaikan bahwa, Salah satu cara untuk menekan melonjaknya pertumbuhan narkoba di kalangan remaja adalah dengan cara memberikan pembekalan atau diberi pengetahuan tentang bahaya-bahaya penyalahgunaan narkoba di umur yang sedini mungkin seperti yang sudah dilakukan di beberapa negara maju salah satunya Belanda.

Dan dirinya berharap untuk pemerintah, agar memperbaharui undang-undang tentang narkoba itu sendiri karena undang-undang yang di pakai sekarang ini masih menggunakan undang-undang yang lama. Sedangkan narkoba selalu mengalami pembaharuan dalam bentuk jenis dan kemasannya yang selalu berkembang dan inovasi setiap tahunnya.

 “ Masalah pengguna adalah mindset mereka tentang narkoba itu sendiri. Disini RSKO berusaha untuk mengubah mindset pengguna dari ketergantungan jadi tidak tergantung lagi dengan cara memberikan konseling-konseling,diskusi-diskusi, terapi-terapi (psikoterapi) dan program program positif yang bisa meyakinkan seseorang untuk bisa lepas dari narkoba dan kembali ke masyarakat seperti dahulu” ujar Dr. Ari Fadhilah

Dirinya juga menambahkan bahwa , “ Berani untuk menolak atau berkata tidak pada ajakan narkoba dan jangan pernah mencoba narkoba karena tidak ada kata sekali yang ada sekali lagi, lagi dan lagi. Mengkonsumsi narkoba adalah kegiatan menghancurkan baik menghancurkan diri, lingkungan maupun dompet.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun