Menerapkan program anti-intimidasi atau bullying yang efektif di sekolah dan di masyarakat luas. Program-program ini mungkin mencakup pelatihan bagi pelajar, orang tua, guru, dan staf sekolah tentang cara mencegah dan mengatasi penindasan.Â
Selain itu, orang tua, guru dan masyarakat luas dapat mengenali dan memberdayakan tanda-tanda bulliying dan memberikan intervensi dini kepada pelajar terhadap prilaku bullying.
Korban bullying perlu mendapatkan dukungan konseling untuk mengatasi dampak emosional dari pengalaman mereka. Atas dampak prilaku bullying yang terjadi maka diperlukan komitmen terhadap budaya lingkungan dan sekolah yang aman dan inklusi. Sebab penting untuk menciptakan budaya lingkungan dan sekolah yang menekankan rasa hormat, toleransi, dan inklusi. Ini dapat melibatkan program-program yang mempromosikan keragaman dan rasa kesetaraan.
Anti-bullying memerlukan upaya yang terkoordinasi dari banyak pihak dan harus menjadi prioritas karena dampaknya bisa sangat merugikan pelajar yang mengalaminya. Setiap orang mempunyai peran penting dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman, inklusif, dan mendukung.
Dari data yang dirilis KPAI, pada 13 Februari 2023 tercatat kenaikan angka kasus bullying sebanyak 1.138 kasus kekerasan fisik dan psikis yang disebabkan oleh bullying.Â
Selain itu KPAI juga mencatat dalam kurun waktu 9 tahun, dari 2011 sampai 2019, ada 37.381 pengaduan kekerasan terhadap anak. Fenomena ini dapat dianalogikan seperti bentukan angin yang menerpa pepohonan, apa yang tidak kita lihat lebih dari apa yang kita.Â
Khususnya bagi anak usia sekolah dasar. Kelalaian guru dan orang tua dengan alasan "Mereka juga anak-anak" tentu dapat memperparah perundungan yang terjadi di lingkungan anak. Anggapan bahwa anak boleh melakukan hal-hal seperti mendorong, memukul dan menggoda temannya di depan umum akan menyebabkan semakin banyak kasus bullying yang tidak terselesaikan.
Hal ini, perlu dilakukanya penanaman advokasi diri terhadap permasalahan bullying yang terjadi dikalangan pelajar. Kemampuan anak dalam melindungi diri sangatlah penting agar ia dapat berdiri dan melindungi dirinya ketika menerima perlakuan tidak menyenangkan dari teman atau lingkungannya.Â
Saat mengadvokasi diri dalam membela diri,maka pelaku intimidasi juga akan ragu untuk menindas. Bila perlu, tidak ada salahnya orang tua mempertimbangkan kelas bela diri untuk mengajari anak mereka bela diri, percaya diri, dan pengendalian diri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI