Kekerasan seksual adalah isu serius yang memiliki banyak faktor penyebab yang saling terkait, baik secara sosial, psikologis, maupun struktural. Berikut beberapa faktor yang berkontribusi pada adanya kekerasan seksual:
1. Norma Sosial dan Budaya Patriarki
Dalam banyak masyarakat, norma-norma patriarkal yang mendominasi menempatkan laki-laki dalam posisi superior dan perempuan dalam posisi inferior. Pandangan ini sering kali mengakar dalam keyakinan bahwa laki-laki memiliki hak atas tubuh perempuan, dan perempuan dianggap sebagai objek seksual. Budaya yang cenderung meremehkan kesetaraan gender ini memberikan ruang bagi terjadinya kekerasan seksual.
2. Ketidakseimbangan Kekuasaan
Kekerasan seksual sering terjadi dalam konteks ketidakseimbangan kekuasaan, di mana pelaku memiliki otoritas lebih tinggi dibanding korban, seperti dalam hubungan kerja, pendidikan, atau keluarga. Penyalahgunaan kekuasaan ini dapat menyebabkan pelecehan dan eksploitasi seksual.
3. Kurangnya Pendidikan Seksual yang Komprehensif
Minimnya pemahaman tentang hak seksual dan konsep persetujuan (consent) sering kali memperkuat terjadinya kekerasan seksual. Pendidikan seksual yang hanya fokus pada aspek biologis tanpa membahas pentingnya persetujuan dan batasan personal membuat individu kurang memiliki pengetahuan untuk memahami batasan seksual.
4. Stigma dan Korban yang Disalahkan
Banyak korban kekerasan seksual yang enggan melapor karena takut akan stigma sosial. Dalam beberapa kasus, korban justru disalahkan atas kekerasan yang mereka alami, baik karena cara berpakaian, tindakan, atau bahkan tempat di mana kekerasan terjadi. Hal ini memperkuat budaya impunitas, di mana pelaku tidak merasa takut akan konsekuensi dari tindakan mereka.
5. Sistem Hukum yang Lemah
 Ketidakmampuan atau kelambanan sistem hukum dalam menangani kasus kekerasan seksual sering kali memperparah situasi. Proses hukum yang berbelit-belit, minimnya dukungan untuk korban, dan kurangnya penghukuman yang memadai untuk pelaku membuat kekerasan seksual sering kali diabaikan dan dianggap sepele.
6. Pengaruh Media dan Pornografi yang Tidak Sehat
Konten-konten di media, termasuk pornografi yang menggambarkan kekerasan terhadap perempuan atau menormalkan tindakan kekerasan, dapat memperkuat pandangan yang salah tentang seksualitas. Eksposur berlebihan terhadap konten seperti ini bisa merusak cara pandang individu tentang hubungan seksual yang sehat dan saling menghormati.
Kesimpulannya, kekerasan seksual bukanlah masalah yang berdiri sendiri, melainkan hasil dari berbagai faktor sosial, budaya, dan struktural. Upaya untuk mengurangi dan mencegah kekerasan seksual harus melibatkan perubahan norma sosial, pemberdayaan perempuan, reformasi hukum, serta pendidikan yang lebih baik tentang seksualitas dan hubungan antarindividu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H