Mohon tunggu...
Figo PAROJI
Figo PAROJI Mohon Tunggu... Buruh - Lahir di Malang 21 Juni ...... Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali ke Tanah Air tercinta.

Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali menetap di Tanah Air tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ibu Kota Mulai Terbakar

5 Agustus 2022   12:17 Diperbarui: 5 Agustus 2022   13:34 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendekati tahun pemilihan

ibu kota mulai membara

Percik-percik api mulai keluar;

muncrat dari mulut para pembual

Kemarin pagi,

Jalanan sudut kota mulai dikencingi oleh 

para makelar dagang sapi

yang mencampur air kencingnya dengan petralite

kemudian melemparinya dengan korek api yang menyala

 "Asapnya wangi ...," kata Mang Kasan,

penjual ketoprak di pinggir jalan yang gerobaknya ikut terbakar

bara api terus menyala

asapnya semakin mengepul dengan bau yang menggoda

sebab mereka mencampurnya dengan parfum murahan

agar tak kentara; ada bualan yang dipasarkan


Tadi malam, di tengah kota

Korek api berjajar-jajar

Siap menyalakan tumpukan kayu kering

yang ditata sedemikian rupa

hingga jika dibakar, asapnya dapat mengelabuhi mata

agar panggung sandiwara; upaya berkuasa berjalan tanpa kendala


ibu kota mulai terbakar

Semuanya ...

Cinta, dusta, nestapa dan nafsu berkuasa melebur

Mengharu biru dalam semangat yang sama

"Ayo hari Minggu saja,  

kita daftar bersama-sama, agar masyarakat tahu,  

nanti negara ini kita kelola berdua ..."


di ibu kota, api terus menyala

api, api, api, ...

Asu!



***

pinggiran ibu kota, 5/8/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun