Mohon tunggu...
Figo PAROJI
Figo PAROJI Mohon Tunggu... Buruh - Lahir di Malang 21 Juni ...... Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali ke Tanah Air tercinta.

Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali menetap di Tanah Air tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Debat Capres Kian Pertajam "Permusuhan" Cebong vs Kampret

21 Februari 2019   20:06 Diperbarui: 22 Februari 2019   06:42 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi masyarakat, khususnya swing voters dan pemilih pemula, debat capres setidaknya bisa menjadi referensi untuk  menentukan pilihannya pada hari pencoblosan nanti.

Masyarakat yang  mampu mengontrol emosi dan nalar kewarasan dalam menyikapi pilpres (politik) tentu akan tetap adem ayem meskipun dengan telah 'disuguhi' dua kali debat capres (mungkin) masih belum bisa menentukan  siapa capres yang layak dipilih.

Kelompok masyarakat yang 'dewasa' menyikapi proses politik (pemilu), tentu akan tetap tenang dan diem-diem bae meski menilai dua kali debat capres belum (tidak) memberikan gambaran apakah perlu ganti presiden atau lanjut dua periode.

Bagi masyarakat yang menganggap  bahwa pemilu bukan soal Jokowi atau Prabowo tapi soal cara memilih siapa yang layak menjadi Presiden Indonesia, tentu akan dengan sabar menunggu hingga debat capres kelima untuk memutuskan mencoblos capres nomor urut berapa atau (mungkin) malah akan memutuskan untuk tidak menggunakan hak pilihnya.

Mari kita lalui pesta demokrasi ini dengan damai, tanpa hujatan, cemoohan dan caci maki. Sudahi pertikaian, hentikan permusuhan, mari jaga bersama persatuan dan kesatuan. Istilah cebong dan kampret dengan segala perikaian dan pemusuhannya (di medsos) adalah sebuah kebodohan yang harus dihentikan.

....

Salam  damai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun