Mohon tunggu...
Gregorius Hapsara
Gregorius Hapsara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Candu Aksara

Penikmat Kata Penyambung Rasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Perjalanan

5 Juli 2018   21:04 Diperbarui: 5 Juli 2018   21:16 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tiba dirumah sekaligus Caf temanku di komplek balai Kota pukul 05.30 sore. Seperti biasa, partnerku ini masih sibuk untuk mengurusi keperluan Cafenya. Maklum dia adalah seorang entrepreneur sekaligus seksi wara-wiri disalah satu kementrian.  Dengan sabar sekaligus agak baper kamipun ingin membantunya. Tapi dia tak mengijinkan, karena kami adalah tamu istimewa baginya. Haha (Mosok tamu bersih-bersih, begitulah kira-kira). Selesai mempersiapkan Cafenya, dia lalu menawarkan beberapa list menu pilihannya. Dan setelah memesan beberapa produk olahan dari Cafenya. Lalu, kamipun mulai berdiskusi sembari menunggu teman kami Om. Pieter yang juga merupakan satu angkatan di Pangudi Luhur dulu. Hujan sedikit menemani diskusi panjang kami kala itu. Menambah suasana romantic yang berkecamuk kala flashback menceritakan masa remaja sebagai siswa SMA. Biasalah, kami berkumpul tak hanya membahas masa depan tapi juga masa lalu. (Oh syahdunya).

Selang beberapa purnama (Duh, mulai edan ki penulisnya), sekitar pukul 07.30 om Pieter dating dari kantornya bekerja. Oh ya, kukenalkan dengan sahabatku, Om. Pieter. Om Pieter  adalah seorang tenaga ahli bidang arsitektur yang sampai saat ini masih aktif tercatat sebagai salah satu karyawan di perushaan swasta. (Malah, koyok gawe novel perkenalan tokoh, ngakak).  Kami akhirnya berbincang panjang dan juga membahas beberapa hal terkait perjalanan kami. Sekali lagi, jiwa salesmanku keluar lagi, kubujukalah om Pieter untuk turut serta berpatisipasi. Wakanda, eh wadalah, jelas dia tidak bisa wong masih sibuk kerja, emangnya gw yang lagi jadi buruh migraine? (Wadaw, malah kecampur-campur neh bahasanya, LOL).

 Aku lanjutin ceritanya ya, jadi sebetulnya baik om Pieter maupun om Jacob keduanya ingin bergabung dalam ekspedisi kami menuju Sumbawa Besar, karena kesibukannya masing-masing  akhirnya mereka dengan sangat terpaksa belum bisa bergabung dalam perjalanan kami ini. Meski begitu, pertemanan kami masih oke kok sampai sekarang. Jadi, kalau mau tanya hubungan kami bagaimana, sudah nggak perlu ditanya, jelas baik-baik saja. Loh, kok ceritanya makin ra nyambung. Tolong pak kembalikan ke rel keretanya! Baiklah, kembali kami bersua sampai pukul 09.00 malam, aku sebenernya sudah pengen pulang untuk persiapan. Namun, apa daya, karena om. Candra mau dating akhirnya aku tunda dulu untuk pulang. Sampai pada akhirnya Om Candra tiba sekitar pukul 09.40an malam. Om. Candra adalah teman kami dari SMA juga, dia adalah entrepreneur yang merintis usahanya di bidang konveski pakaian.

Akhirnya kamipun ngobrol makin panjang, makin panjang dan tambah panjang. Sampai pada akhirnya, karena sudah cukup panjang jadi melebar kemana-mana. Kami bercerita hingga larut malam mulai dari diskusi pekerjaan, kendaraan, dan semua hal kita bedah satu-satu (saying, bukan bedah buku ya, kan bisa tak review disini. Haha) bercerita ngalor ngidul berempat. Sungguh diluar dugaan, kami baru selesai berbincang pukul 11.30 malam padahal keesokan harinya kami akan melanjutkan perjalanan yang sangat panjang, sungguh diluar batas nalar, itulah sekelumit prolog perjalanan. Dan, walla,  sampai jumpa di bacaan selanjutnya!

Cerita ini dapat juga dibaca di http://www.seneng.online

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun