"Tapi agennya ga bisa melayani," teman saya bersikukuh.
Saya kalut. Kita semua mahfum bahwa kecepatan pengiriman adalah salah satu kunci bisnis online. Sebagus apapun produk kalau pengirimannya payah, bersiaplah mendapat penilaian negatif---lebih apes lagi mendapat umpatan. Bersiaplah anda ditinggal pembeli.
Maka, selepas isya saya langsung meluncur ke kantor pusat ekspedisi ini.
"Saya sudah cantumkan kode booking di alamat pengiriman," saya ngeyel kepada petugas.
"Kalau pengiriman jenis ini harus diprint bersama dalam satu label pengiriman," papar petugas sambil menunjukkan sebuah paket yang dibungkus selembar kertas label pengiriman.
"Kalau saya tulis kode booking manual gak boleh?"
"Harus diprint, pak."
Ealaaa... ribet tenan. Saya jadi heran kok kode booking J&T Express bisa ditulis manual sementara ekspedisi ini tidak? Bukankan teknologi diciptakan untuk memudahkan bukan untuk merepotkan? Ketika pengirim tidak dapat mencetak label pengiriman karena masalah teknis, harusnya kode booking dapat ditulis manual! Inovasi cerdik mustinya punya plan A, plan B, plan C, dan seterusnya dalam rangka mengantisipasi kegagalan, kesalahan, dan kemungkinan lainnya. Dan, malam itu barang saya tidak diterima ekspedisi ini. Nasib...nasib....
Rupanya cerita sedih kode booking dengan versi lain kembali menimpa saya. Karena merasakan nikmatnya kode booking J&T Express, saya pun mencoba kode booking di market place lain dengan ekspedisi lainnya lagi. Supaya adil, saya juga tidak menyebut merek hehehe....
Singkat cerita saya mengenerate kode booking di market place bersangkutan dan beberapa jam kemudian menuju agen ekspedisi.
"Itu pak kode bookingnya," ujar saya pede.