Lagi pula saya tidak perlu lagi memotret barang saat di ekspedisi untuk memastikan barang sudah dikirim kepada pembeli. Saya juga sering mengirim lembar bukti pengiriman. Katrok mas...mas...
Berkat kemudahan dan kenyamanan kode booking J&T Express tadi, atau memang saya yang terlalu ndeso hehehe, kalau kirim barang saya selalu teringat kode booking lewat J&T Express. Saya benar-benar terbantu dengan fitur ini. Saya cukup fokus tiga proses kunci: siapkan, kemas, dan kirim. Selebihnya biarkan J&T Express yang mengurus. Asyik kan?
Lebih asyik lagi, sudah tiga kali petugas J&T Express menawari saya untuk mempick up (mengambil) barang kiriman sambil menyodorkan nomor HP untuk dihubungi sewaktu-waktu. "Tumben," kata saya dalam hati, "Baru kali ini ada ekspedisi segesit ini menjemput bola." Saya memang jarang memanfaatkan pickup lantaran rumah kosong saat jam-jam kerja.
Eits, masih ada cerita asyik lainnya. Pada 24 September 2019 saya kirim paket ke Malang. Pukul 10 pagi petugas J&T Express menginformasikan bahwa kemasan paket saya bolong. Untung barang diterima pembeli dengan baik. Sebenarnya bukan bolong tapi kertas pembungkus kardus sedikit sobek. Di balik kardus, paket masih dibungkus plastik ekstra tebal.
"Aman pak td sudah kita cek bareng di kantor pak," WA seorang petugas J&T Express.
"Suiiip. Mksh pak atas bantuannya," balas saya.
Bagi orang lain mungkin ini kejadian tidak penting. Tapi buat saya, ini super penting lantaran menunjukkan keseriusan J&T Express kepada hal-hal kecil. Kalau hal-hal kecil saja mendapat perhatian apalagi masalah-masalah besar. Salah satunya adalah disiapkannya 2.000 drop point sehingga kode booking berlaku di semua drop point.
OK, kembali ke kode booking.
Sayang, pengalaman manis kode booking J&T Express ini tidak saya dapati di ekspedisi lain.
Pada 24 Oktober 2019 saya meminta teman mengirim barang dan memberinya kode booking. Selepas magrib teman ini mengabari bahwa tiga agen ekspedisi bersangkutan tidak dapat menerima paket saya.
"Kan sudah saya kasih kode booking," sanggah saya.