Mohon tunggu...
Fifit UmulNayla
Fifit UmulNayla Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Belajaran

Membaca adalah melawan, menulis berarti mengabadikan. Enjoy the journey..!

Selanjutnya

Tutup

Politik

PAN Pertimbangkan Dukung Gatot di Pilpres 2019

2 Mei 2018   17:02 Diperbarui: 2 Mei 2018   17:34 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : RMOL.co

Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo telah memberikan pernyataan bahwa dirinya berencana untuk menemui sejumlah pimpinan partai politik sebelum menghadapi kemungkinan maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.

Sebelumnya, ia mengaku bahwa dirinya sudah mantap untuk mencalonkan diri sebagai Presiden Indonesia periode 2019-2023. Untuk memuluskan niatnya tersebut, ia bertekad untuk menemui sejumlah partai politik yang sekiranya bisa mendukungnya untuk memenangkan kursi Indonesia-1.

Saat menjadi pembicara di Urun Rembug Kebangsaan yang digelar di Nusantara Foundation hari ini (Rabu, 02 Mei 2018), Gatot mengau masih menunggu waktu yang tepat untuk menjadwalkan pertemuan dengan beberapa pimpinan partai politik. Sebab, Gatot merasa bahwa untuk menemui ketua Partai itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Artinya harus ada perjanjian terlebih dahulu.

Gatot mengaku, hingga saat ini kemungkinan koalisi partai masih cair menjelang pendaftaran calon Presiden dan wakilnya yang akan dimulai pada Agustus 2018. Munculnya beberapa figur calon presiden dan wakil presiden masih bisa terus berubah-ubah. Oleh sebab itu, Gatot meminta masyarakat untuk memahami dan tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang menyebutkan beberapa nama bakal calon presiden dan wakil presiden 2019. Karena apa yang ramai diberitakan hari ini belum tentu pada agustus mendatang mendaftarkan diri, dan yang tidak dibicarakan sama sekali boleh jadi ia yang mendaftarkan diri sebagai capres dan cawapres.

Nama Gatot sendiri masuk dalam bursa calon presiden maupun calon wakil presiden untuk Pipires 2019 mendatang sejak adanya wacana poros ketiga diantara dua poros Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Hingga saat ini, Gatoto setidaknya telah memiliki dukungan relawan untuk maju dalam pemilihan presiden. Beberapa diantaranya ialah Relawan Selendang Putih Nusantara (SPN) dan Gatot Nurmantyo untuk Rakyat (GNR). Dengan adanya para pedukung tersebut, nama Gatot pun mulai dipertimbangkan oleh sejumlah partai sebagai calon alternatif.

Misalnya seperti Partai Amanat Nasional (PAN). Sekretaris Jenderal DPP PAN Eddy Soeparno menilai bahwa Gatot Nurmantyo sebagai figur ideal untuk menjadi calon presiden RI 2019 nanti. Bahkan, nama Gatot masuk sebagai salah satu figur yang sedang dikaji PAN untuk meju pada Pilpres 2019.

Eddy mengaku, bahwa Gatot merupakan sosok yang pantas untuk diperhitungan oleh PAN. Kendati demikian, hingga hari ini PAN sendiri juga masih belum menentukan kemana akan melabuhkan pilihannya pada Pilpres 2019 mendatang. PAN masih mencalonkan ketua umum Zulkifli Hasan untuk Pilpres 2019.

Soal Gatot, Eddy mengatakan telah memiliki rekam jejak yang baik dan lengkap untuk diduKung menjadi pemimpin. Baik dari aspek kepemimpinan, maupun dari aspek ketegasannya dalam memimpin, Gatot sudah teruji.  Selain itu, keberpihakannya kepada umat juga sudah terbukti.

Karena hingga saat ini PAN belum menentukan siapa pilihannya pada Pilpres 2019 nanti, Eddy mengaku bahwa Gatot Nurmantyo juga memiliki peluag untuk didukung PAN. Sama halnya dengan nama yang sudah beredar seperti Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Saat ini, PAN masih terus melakukan komunikasi dengan partai politik untuk penjajalan koalisi. Menurut Eddy, keputusan koalisi juga belum akan ditentukan dalam waktu dekat ini, sebab PAN melihat situasi politik hingga saat ini masih cair dan tenang. Bahkan Eddy juga mengaku bahwa PAN masih berpeluang untuk membangun poros ketiga.

Poros ketiga ini bisa muncul jika alternatif calon presiden dan calon wakil presiden yang sudah menyatakan arah politiknya menjadi kecewa. Misalnya, saat Joko Widodo mengambil cawapres yang salah atau tidak tepat dengan salah satu partai koalisi, maka bisa saja partai tersebut menarik diri dan membentuk poros ketiga. Demikian juga dengan kubu Prabowo Subianto.

Eddy mengaku, Partainya juga memiliki kedekatan dengan Ketua Umum partai Gerindra. Sebab, saat Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilkada serentak 2018, PAN berkoalisi dengan Gerindra dan PKS. Tahun ini saja, PAN sudah berkoalisi dengan PKS dan Gerindra di lima Pilgub. Tentu, kedekatan ini adalah modal yang baik, namun untuk memutuskan koalisi masih terlalu dini.

Hingga saat ini, PAN juga masih terus mengkaji seluruh opsi yang ada pada pemilu tahun depan. Komunikasi dengan seluruh partai dan tokoh penting juga harus dilakukan agar nantinya kaolisi yang akan terbangun benar-benar siap mengusung calon presiden RI.

Mendengar dirinya diperhitungkan oleh partai besar seperti PAN, Gatot Nurmantyo juga mengungkapkan optimismenya untuk tampil di Pilpres 2019. Ia mengungkapkan, kalau ada peluang untuknya, republik menghendaki dan rakyat memanggil, maka tidak ada lagi alasan untuk menolak. Meski demikian, Gatot Nurmantyo juga tidak boleh gegabah dalam bersikap sebelum adanya pernyataan pasti dukungan dari partai untuk mengusungnya di Pilpres 2019 nanti.

Sejauh ini, elektabilitas Gatot sendiri masih di bawah Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Akan tetapi, menurut Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda mengatakan bahwa mantan Panglima TNI tersebut bisa menjadi kuda hitam pada Pilpres 2019 mendatang. Hanta menyatakan bahwa Elektabilitas Gatot masih bisa dikerek setelah mndapatkan kepastian dari partai yang mengusungnya. Gatot bisa saja menjadapatkan tiket jadi capres jika terbentuk poros ketiga atau ada kubu yang menunjukkannya maju pilpres 2019. Semua tergantung bagaimana komunikasi politik yang dibangun.

Selain Gatot, memang beberapa nama baru juga berepluang untuk menjadi capres-cawapres pada Pipres 2019 yang akan datang. Misalnya juga seperti Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan juga Anak dari Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono. Namun, diantara nama-nama tersebut, mungkin nama Gatot Nurmantyo lebih seksi untuk dibicarakan beberapa elitis partai termasuk PAN.

Sosok-sosok baru yang hendak maju menjadi capres dan cawapres, setidaknya harus memenuhi tiga syarat berikut untuk menang. Yakni elektabilitas, akses ke partai dan juga logistik yang cukup.  Soal kemampuan, memang penting namun tidak menjadi hal utama. Karena itu bisa menjadi urusan setelah menang nanti. Yang terpenting adalah tiga syarat tersebut terpenuhi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun