Eddy mengaku, Partainya juga memiliki kedekatan dengan Ketua Umum partai Gerindra. Sebab, saat Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilkada serentak 2018, PAN berkoalisi dengan Gerindra dan PKS. Tahun ini saja, PAN sudah berkoalisi dengan PKS dan Gerindra di lima Pilgub. Tentu, kedekatan ini adalah modal yang baik, namun untuk memutuskan koalisi masih terlalu dini.
Hingga saat ini, PAN juga masih terus mengkaji seluruh opsi yang ada pada pemilu tahun depan. Komunikasi dengan seluruh partai dan tokoh penting juga harus dilakukan agar nantinya kaolisi yang akan terbangun benar-benar siap mengusung calon presiden RI.
Mendengar dirinya diperhitungkan oleh partai besar seperti PAN, Gatot Nurmantyo juga mengungkapkan optimismenya untuk tampil di Pilpres 2019. Ia mengungkapkan, kalau ada peluang untuknya, republik menghendaki dan rakyat memanggil, maka tidak ada lagi alasan untuk menolak. Meski demikian, Gatot Nurmantyo juga tidak boleh gegabah dalam bersikap sebelum adanya pernyataan pasti dukungan dari partai untuk mengusungnya di Pilpres 2019 nanti.
Sejauh ini, elektabilitas Gatot sendiri masih di bawah Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Akan tetapi, menurut Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda mengatakan bahwa mantan Panglima TNI tersebut bisa menjadi kuda hitam pada Pilpres 2019 mendatang. Hanta menyatakan bahwa Elektabilitas Gatot masih bisa dikerek setelah mndapatkan kepastian dari partai yang mengusungnya. Gatot bisa saja menjadapatkan tiket jadi capres jika terbentuk poros ketiga atau ada kubu yang menunjukkannya maju pilpres 2019. Semua tergantung bagaimana komunikasi politik yang dibangun.
Selain Gatot, memang beberapa nama baru juga berepluang untuk menjadi capres-cawapres pada Pipres 2019 yang akan datang. Misalnya juga seperti Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan juga Anak dari Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono. Namun, diantara nama-nama tersebut, mungkin nama Gatot Nurmantyo lebih seksi untuk dibicarakan beberapa elitis partai termasuk PAN.
Sosok-sosok baru yang hendak maju menjadi capres dan cawapres, setidaknya harus memenuhi tiga syarat berikut untuk menang. Yakni elektabilitas, akses ke partai dan juga logistik yang cukup. Â Soal kemampuan, memang penting namun tidak menjadi hal utama. Karena itu bisa menjadi urusan setelah menang nanti. Yang terpenting adalah tiga syarat tersebut terpenuhi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H