Mohon tunggu...
Fifin Rosydhah
Fifin Rosydhah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa IAIN Tulungagung

Di Sekolah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Program Pendidikan Non-formal, Pemenuhan Kebutuhan Pendidikan Anak Jalanan

13 November 2019   03:22 Diperbarui: 13 November 2019   03:28 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, di mana penelitian akan menghasilkan data deskriptif dengan mengumpulkan fakta-fakta yang ada pada kondisi alami sebagai sumber langsung. Sedangkan pengumpulan informasi  dan data dalam penelitian diperoleh dengan melakukan studi pustaka. Studi pustaka adalah mengumpulkan informasi dan data dengan melakukan penelaahan terhadap berbagai sumber tertulis seperti buku, jurnal, literatur, catatan, serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis guna untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti.

HASIL DAN ANALISIS

Anak jalanan identik dengan anak yang berusia di bawah 18 tahun yang menghabiskan sebagian ebsar waktunya di jalanan untu bekerja. Masyarakat memandang anak jalanan dengan selalu negatif dan memikirkan bahwa mereka rendah serta seolah mebenarkan mereka melakukan tindakan distrutif terhadap perilaku dan kehidupan anak jalanan. Hal tersebut mengakibatkan anak jalanan tidak bisa bergaul secara nornal dengan lingkungan masyarakat, di mana pada dasarnya anak jalanan juga membutuhkan pengakuan positif dari masyarakat.

Terdapat faktor intern dan ekstern yang mengakibatkan anak-anak menjadi anak jalanan. Faktor intern anatar lain sifat malas, tidak mau bekerja, lemah mental, serta terdapat cacat psikis (jiwa). Sedangkan faktor ekstern anatar lain faktor ekonomi, faktor geografi, faktor sosial, faktor pendidikan, faktor psikologis, faktor kultural, faktor lingkungan, dan faktor agama.

Faktor-faktor penyebab meningkatnya anak-anak menajdi anak jalanan, yaitu: (a) faktor pembangunan, di mana model pembangunan pertumbuhan ekonomi di pusat-pusat kota. Hal ini mengakibatkan urbanisasi masyarakat desa; (b) faktor kemiskinan merupakan faktor yang paling dominan yang mengakibatkan banyaknya anak-anak menjadi anak jalanan; (c) faktor kekerasan keluarga, di mana anak pasti menjadi korban kekerasan baik fisik mental sehingga berisiko tinggi menjadi anak jalanan; (d) faktor perceraian orang tua yang dapat mengakibatkan anak shock dan tertekan; (e)faktor ikut-ikutan teman, biasanya anak akan mengikuti temannya setelah ia diberitahu cerita atau pengalaman di dunia jalanan; (f) faktor kehilangan orang tua, karena meninggal dunia atau ditangkap Kamtib yang mengakibatkan anak anak hidup sendirian; dan (g) faktor budaya daerah yang menganjuarkan anak laki-laki mengadu nasib ke daerah lain.

Dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan melalui pendidikan nonformal, para siswa biasanya berorientasi pada studi jangka pendek dan praktis. Hal tersebut bertujuan agar mereka dapat menerapkan hasil pendidikannya secara langsung dengan segera. Materi yang diajarkan dalam pendidikan nonformal pun materi praktis dan khusus.

Program pendidikan nonformal terdapat tiga jenis yaitu (1) pendidika berkelanjutan yang meliputi program pasca keaksaraan, program kesetaraan, program pendidikan peningkatan pendidikan, program peningkatan mutu hidup, program pengembangan minat individu, dan program berorientasi masa depan; (2) pendidikan orang dewasa yang meliputi program keaksaraan, program pasca keaksaraan, pendidikan pembaharuan, dan pendidikan kader organisasi; dan (3) program-program pendidikan nonformal yang diselenggarakan di masyarakat yang meliputi pendidikan keaksaraan, pendidikan anak usia dini, pendidikan kesetaraan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan kepemudaan, dan pembinaan kelembagaan pendidikan nonformal.

Pemenuhan kebutuhan pendidikan anak jalanan melalui pendidikan non formal, pemenuhannya ada dua yaitu pemenuhan kebutuhan pendidikan dengan belajar secara mandiri dan pemenuhan kebutuhan pendidikan melalui program kelompok belajar keterampilan seperti keterampilan wirausaha. Upaya dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan dapat dilakukan dengan pendampingan sejak awal masuk, pemberiak buku-buku yang dapat dijadikan sebagai bahan belajar, penyediaan alat-alat yang dapat megoptimalkan potensi yang mereka miliki, serta mendukung semua jenis bakat dan potensi yang positif.

Dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan dengan program kelompok belajar keterampilan, para anak yang menjadi binaan diharapkan dapat menjadi seorang wirausaha dan mulai meninggalkan kegiatan mereka terdahulu. Dalam berwirausaha ini, anak dituntut untuk kreatif dan berani untuk membuat dan menjualnya serta menghargai suatu proses itu sendiri. Semakin sering anak belajar maka keterampilan yang mereka miliki juga bertambah dan meningkat sesuai dengan apa yang mereka pelajari.

KESIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun