c.) pendekatan individu bisa melalui komunikasi tatap muka atau komunikasi langsung.
2.) Social Mobilization. Dalam pendekatan ini ada 2 strategi pendekatan komunikasi pembangunan agama yang dapat dilakukan yaitu:
a.) Metode ceramah dan diskusi. Metode ceramah dan diskusi nampaknya cukup efektif dalam proses pembangunan komunikasi agama, karena dalam ceramah bisa menyelipkan informasi-informasi agama yang dapat membangun dan memberikan kesadaran bagi masyarakat tentang betapa pentingnya pembangunan agama di era informasi seperti saat ini. Dalam proses ceramah juga merupakan suatu komunikasi yang digunakan dalam pembangunan berbasis agama.
b.) Menggunakan gambar atau menggunakan media website berbasis keagamaan, media massa berbasis agama, contoh majalah pembangunan agama, radio yang digunakan untuk berdakwah yang bertujuan untuk mengembangkan pembangunan agama.
Contohnya seperti di Kota Cirebon yang memiliki website untuk meningkatkan komunikasi pembangunan, dalam website tersebut memiliki suatu program keagamaan yang disiarkan melalui Radio Lokal.
Radio Lokal ini lah yang digunakan pemerintah Kota Cirebon mengajak masyarakat untuk mempelajari lebih dalam agama Islam dan membentuk kelompok- kelompok DKM untuk menjalankan program tersebut, guna memajukan komunikasi pembangunan agama.
Dalam strategi komunikasi pembangunan agama, dibutuhkan stakeholder yang bergerak dibidang keagamaan untuk mengatur proses berjalannya komunikasi pembangunan agama yang sedang dijalankan oleh pemerintah setempat.
Jika melihat strategi komunikasi menurut R. Wayne Pace, bahwa strategi komunikasi dibagi menjadi tiga yakni: to secure understanding, to establisht acceptance dan  to motivate action. Bila 3 strategi ini saya terapkan dalam proses komunikasi pembangunan agama, maka penyusunan strateginya sebagai berikut:
1.) To Secure Understanding (Memastikan pesan diterima oleh komunikan). Dalam proses komunikasi pembangunan agama perlu nya strategi to secure understanding, untuk mengetahui apakah komunikan dapat menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Dengan memilih media yang digunakan diharapkan komunikan dapat menerima pesan dengan baik agar tujuan dari komunikasi pembangunan agama tepat sasaran.
2.) To establish Acceptance (Membina Penerimaan Pesan). Setelah komunikator memastikan pesan telah diterima baik oleh komunikan nya, maka tahap selanjutnya adalah membenina penerimaan pesan agar komunikan lebih memahami pesan yang disampaikan dengan maksud dan tujuan yang diharapkan untuk membangun sebuah kemajuan dibidang agama.
3.) To Motivate Action (Kegiatan yang dimotivasikan). Tahapan strategi terakhir adalah kegiatan yang memberikan sebuah motivasi yang membangun bagi komunikan, dan meyakinkan komunikan (dalam proses komunikasi) bahwa pentingnya sebuah pembangunan dibidang agama dalam kemajuan sebuah daerah.