Ketiga, stop menjustifikasi anak. Hindari kata-kata yang cenderung menyudutkan atau menyalahkan anak secara sepihak. Pahami bahwa setiap yang terjadi pada anak memiliki keterkaitan erat dengan pola asuh kita sebagai orangtua.
Keempat, lakukan tindakan jika memang anak sudah menunjukkan gejala yang tidak wajar, misalnya merusak, menyakiti diri sendiri maupun orang lain, berkata kasar, menyendiri dan bersedih terus menerus, dll.
Orangtua bisa melakukan tindakan yang bijak seperti merangkul hangat anak, mengajaknya berbicara dari hati ke hati, mengajak anak healing bersama, membersamai anak dalam hal beribadah, dll.
Kelima, jangan ragu minta pertolongan ahli. Jika orangtua merasa tidak mampu mengatasi sendiri, sebaiknya memang segera menghubungi ahli, psikolog misalnya.
Tidak perlu ragu dan malu, sebab ini adalah langkah yang tepat untuk mengantisipasi hal-hal buruk lainnya.
Nah, itulah kelima cara bagaimana menyikapi anak yang sedang merasa bosan dan dapat dilakukan oleh orangtua kepada anak.
Kepedulian dan kewaspadaan orangtua terhadap anak memang harus lebih ditingkatkan, mengingat saat ini kita sedang berada di zaman yang serba modern dan canggih, dimana anak dihadapkan pada permasalahan hidup yang lebih kompleks dari kehidupan di zaman dahulu.
Tapi ingat, waspada bukan berarti panik. Jadilah orangtua yang bisa mengikuti perkembangan zaman, agar bisa melakukan kontrol terhadap tumbuh kembang anak dengan lebih baik.
Sadari bahwa meluangkan waktu yang berkualitas untuk membersamai anak sangat diperlukan, teritama di zaman ini.
Jangan biarkan anak berproses tumbuh kembang sendiri sehingga ia merasa bosan dan kekurangan kasih sayang dari orangtua lalu menjadi stress dan depresi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H