Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kalau Kamu Sudah Nggak Pernah Menyisakan Makanan, Kamu Hebat!

25 Januari 2024   10:46 Diperbarui: 25 Januari 2024   19:01 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah nggak sih kalian ngerasa pengen makan ini pengen makan itu, ujung-ujungnya makanannya nggak habis dan terbuang begitu saja? 

Kelihatannya sepele sih ya, cuma sisa makanan doang, apa masalahnya coba? Sini yuk, aku kasi tau ya tentang peran sampah sisa makanan dalam menyumbang persoalan lingkungan...

Bukan Plastik, Ternyata Sampah Sisa Makanan Menjadi Penyumbang Terbesar Komposisi Sampah di Dunia !

Pasti kebanyakan kita menganggap bahwa sampah plastik adalah sampah yang paling berbahaya bagi lingkungan. Gak salah sih, karena memang sampah plastik itu memberi efek buruk jangka panjang karena tidak dapat terurai sehingga sangat mengganggu kelestarian lingkungan. 

Tapi, ternyata di balik fakta tersebut, ada komposisi sampah lainnya yang kerap dianggap sepele tapi justru menjadi penyumbang sampah terbesar loh !

Ya, bener banget, sampah sisa makanan yang merupakan salah satu jenis limbah domestik memiliki komposisi yang jauh lebih banyak ketimbang sampah plastik, sampah textil dan atau sampah-sampah lainnya. 

Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan menunjukkan volume timbunan sampah tahun 2022 mencapai 19,45 juta ton/tahun dengan komposisi sampah sisa makanan di angka 41,55% mendominasi dari sampah plastik di angka 18,55%, sampah kertas 11,04%, sampah logam 2,86%, sampah textil 2,54%, sampah kaca 1,96%, sampah karet 1,68% dan sampah-sampah lainnya di angka 6,55%.

Dari data di atas jelas terlihat bahwa sampah sisa makanan menjadi penyumbang terbesar masalah sampah di Indonesia, mengalahkan plastik dan sampah lainnya. 

Ironis bukan? Sementara sampah sisa makanan itu sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Ini membuktikan bahwa masih rendahnya kepedulian kita terhadap kelestarian lingkungan dengan masih menerapkan gaya hidup yang tidak ramah lingkungan.

Tidak dapat dimungkiri, kampanye untuk menurunkan volume sampah yang berasal dari sisa makanan masih sangat jarang. Banyak para volunteer dan penggerak lingkungan yang lebih fokus ke isu sampah plastik, sehingga isu seputar sampah sisa makanan pun menjadi tenggelam. 

Gagasan-gagasan terkait mengurangi sampah sisa makanan menjadi minim. Para pengusaha dan stake holder lebih berlomba-lomba mengkampanyekan isu sampah plastik melalui inovasi produk-produk yang ramah lingkungan ketimbang menyorot gagasan inovasi untuk mengatasi masalah sampah sisa makanan.

Stop Sampah Sisa Makanan Yuk (sumber:dokpri/kreasi desain canva)
Stop Sampah Sisa Makanan Yuk (sumber:dokpri/kreasi desain canva)

Mengapa sampah yang berasal dari sisa makanan masih dianggap sepele? 

Ada yang mengatakan karena sampah sisa makanan tergolong sampah organik yang dapat terurai oleh mikroorganisme, tidak seperti plastik yang tidak akan terurai hingga ribuan tahun lamanya, sehingga dampak buruk jangka panjangnya tidak se-mengerikan sampah plastik.

Padahal, kalau kita mundur ke belakang, masih teringat jelas peristiwa Leuwigajah di tahun 2005 lalu yang telah menelan korban jiwa hingga ratusan orang. 

Peristiwa pilu itu terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, dimana terjadi ledakan dahsyat dari gunungan sampah yang ada. Ledakan itu terjadi akibat kontaminasi gas metana yang bersumber dari sampah sisa makanan. Bukan hanya ledakan, kontaminasi gas metana juga menyebabkan longsor sampah dan menimbun hingga 2 desa di daerah tersebut.

Insiden Leuwigajah menjadi gambaran nyata kepada kita semua bahwa sampah sisa makanan tidak bisa dianggap remeh. Apalagi, data menunjukkan bahwa sampah sisa makanan mendominasi dari jenis sampah lainnya. Jangan sampai kelalaian kita menyebabkan terjadinya peristiwa Leuwigajah-Leuwigajah yang lain.

Bukan hanya menyebabkan bencana, sampah sisa makanan juga menjadi sumber utama polusi udara. Bau sampah yang menyengat tentu akan mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari dan mengurangi keindahan tata kota yang ada.

Sampah sisa makanan yang membusuk akan mengeluarkan karbondioksida dan emisi metana yang menyebabkan terjadinya efek gas rumah kaca dan berimbas pada pemanasan global seperti yang sudah kita rasakan gejala-gejalanya saat ini.

Gagasan Apa yang bisa Disumbangkan untuk Membantu Mengurangi Sampah Sisa Makanan?

Menurut ulasan di VOA Indonesia, sejak tahun 2022, di California sudah mulai serius dalam menangani masalah sampah sisa makanan melalui program daur ulang sisa makanan. 

Tujuannya agar sampah sisa makanan tidak membusuk dan menjadi emisi gas rumah kaca begitu saja, tetapi dapat diubah menjadi sumber energi dan kompos.

Pemerintah setempat juga mulai memberlakukan larangan membuang sampah sisa makanan di sembarang tempat. 

Mereka harus membuangnya di tempat pembuangan khusus yang telah disediakan. Imbauan lainnya adalah dengan mengajak seluruh penduduk untuk berpartisipasi melaksanakan program daur ulang sampah yang dapat dilakukan di lingkungan tempat tinggal masing-masing melalui fasilitas pengomposan yang ada.

Masalah sampah sisa makanan ini bukan menjadi masalah lingkungan saja tapi juga menjadi masalah tentang bagaimana transportasi pengangkutannya, pengaruhnya terhadap sektor kesehatan, bagaimana sistem olah dan pemilahannya serta bagaimana hal ini memberi efek domino di seluruh bidang kehidupan.

Untuk itu, penduduk tidak dibiarkan hanya mengubur sampah sisa makanan saja, tapi juga difasilitasi tentang bagaimana proses mengubah sampah menjadi kompos secara sederhana. 

Partisipasi penduduk sangat penting untuk membantu program mengurangi sampah sisa makanan yang memiliki peran besar dalam terjadinya perubahan iklim dan masalah lingkungan lainnya.

Di sisi lain, sebuah penelitian di Illinois Amerika Serikat menampilkan gagasan lain yang lebih sederhana. Para peneliti tersebut mengatakan bahwa masalah sampah sisa makanan ini sangat berkaitan erat dengan gaya hidup dan pola makan setiap individu.

Kebiasaan dan pola makan yang berantakan akan berisiko meningkatkan volume sampah sisa makanan, seperti kebiasaan "lapar mata", jam makan yang tidak teratur, tidak tercukupinya gizi yang terkandung dalam makanan serta kesalahan-kesalahan lain yang kerap tidak disadari oleh individu dalam mengonsumsi makanan.

Berawal dari data yang didapat bahwa 31% orang Amerika suka menyia-nyiakan makanannya akibat tidak adanya batasan pengaturan makanan. Setiap orang bebas makan sepuasnya sebagai konsumen tanpa memikirkan bagaimana cara mengurangi sampah sisa makanannya sendiri.

Penelitian pun dilakukan untuk mengetahui bagaimana pola makan kebanyakan individu serta mengetahui metode apa yang bisa dilakukan agar pola makan yang berpotensi menghasilkan sampah sisa makanan dapat diubah menjadi pola makan yang lebih baik bagi lingkungan.

Dari penelitian terhadap hampir 1200 observasi akhirnya peneliti menemukan satu cara sederhana untuk mengurangi sampah sisa makanan, yaitu melalui metode penggunaan piring oval. Penggunaan piring oval ini ternyata mampu mengurangi sampah sisa makanan secara signifikan. 

Dari hasil penelitian, tercatat bahwa sisa makanan dari piring oval berada di angka yang lebih rendah ketimbang penggunaan piring bundar. 

Jika piring oval, sampah sisa makanan bekisar di angka 11,8% sedangkan di piring bundar sampah sisa makanan bekisar di angka 15,8%. Ini artinya setara dengan 20 gram sisa makanan berkurang di setiap piringnya. 

Bayangkan jika ini berlaku di setiap pola makan individu, maka akan berapa banyak sampah sisa makanan dapat dikurangi ?

Gerakan Ambil Secukupnya, Habiskan Makananmu

Jika di Amerika Serikat sudah ada penelitian yang menghasilkan gagasan untuk membantu mengurangi sampah sisa makanan, maka tentu saja kita juga bisa turut mendukung upaya mengurangi sampah sisa makanan, bukan?

Sederhana saja sebenarnya. Tidak perlu fasilitas modern, tidak butuh energi besar bahkan tidak perlu budget yang mahal. Cukup dengan pemahaman dan kesadaran di setiap individu tentang bagaimana pola makan yang lebih ramah dan berpihak pada kelestarian lingkungan.

Mulai sekarang, coba deh untuk stop kebiasaan "lapar mata", jadwal makan yang tidak teratur serta konsumsi makanan yang jauh dari kecukupan gizi. Mengapa? Karena semua itu dapat menyebabkan kita tidak bijak dalam mengonsumsi makanan. Kalap makan akan berpotensi besar menghasilkan sampah sisa makanan.

Ada sedikit tips dan trik mudah untuk kita yang ingin mulai berperan aktif mewujudkan zero food waste, yaitu dengan komposisi porsi makan 25% karbohidrat, 25% protein (lauk) dan 50% sayuran dalam sepiring makan. Selain untuk menjaga kesehatan dengan pola makan yang baik, cara ini cukup efektif untuk membantu mengurangi sampah sisa makanan lo !

Meski terlihat sederhana, tapi dengan kesadaran tidak menyisakan dan membuang-buang makanan, itu sudah sangat membantu dalam upaya mengurangi volume sampah sisa makanan. 

Bayangkan jika kebiasaan baik ini dilakukan oleh semua orang, tentu akan membawa dampak yang positif bagi kelestarian lingkungan kita. Sampah sisa makanan akan berkurang, emisi gas rumah kaca akan dapat diminimalkan sehingga efek pemanasan global dapat dikurangi secara signifikan.

Nah, gimana? Kini sudah semakin mengerti bukan? Kalau ternyata pola makan yang baik dapat membantu mengurangi sampah sisa makanan dan dampak buruknya bagi lingkungan.

Yuk, mulai peduli dengan masalah sampah sisa makanan yang ada di sekitar kita. Bersama-sama kita Menjaga Lingkungan dari Limbah Domestik. 

Hanya dengan gerakan ambil secukupnya dan habiskan makananmu. Langkah kecil ini akan membawa dampak besar bagi perubahan kelestarian lingkungan kita menjadi lebih baik, yang tentu saja akan berdampak positif bagi kelangsungan dan masa depan anak cucu kita nanti.

Cukup dua kata untuk kamu yang sudah nggak pernah menyisakan makanan : Kamu Hebat !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun