Masih teringat, kala itu tahun 2015, saat aku masih tinggal di Bogor untuk sementara waktu. Commuter Line adalah bagian dari kisah perjalanan hidupku sebelum akhirnya bisa kembali ke Medan, Sumatera Utara.
Bogor selalu hangat dalam kenangan. Kisah pilu nan mengharu biru menjadi cerita yang tak terlupakan. Tentang bagaimana aku berusaha bertahan hidup dalam keterpurukan, sendiri tanpa teman maupun keluarga. Sungguh perjuangan yang membuatku begitu menghargai makna kebersamaan dan rasa empati terhadap sesama.
Barangkali, derai air mata bukan lagi menangisi diri sendiri, tapi lebih ke menangisi orangtua dan anak-anak yang belum bisa kuberi kebahagiaan. Ya, aku menangis bukan untuk diriku tapi untuk orang-orang yang menyayangiku dan masih setia mendukungku kala itu.
Sebagai perantauan, tentu tinggal sendiri di Bogor membuatku harus mandiri dalam segala hal. Bersyukur, aku masih memiliki semangat yang tak lekang oleh keadaan. Mau susah, mau senang, semangatku untuk terus bertahan begitu menggebu.
Menjadi bagian dari Kompasiana, sungguh anugerah yang tak bisa dielakkan. Harus aku akui, Kompasiana menjadi bagian dari support system-ku dalam berkarya dan berprestasi. Di tengah keterbatasanku kala itu, beberapa kali Kompasiana menjadi media rezekiku, melalui kemenangan-kemenangan di event blog competition.
Masih jelas di ingatanku, ketika aku berhasil memenangkan blog competition bertajuk "Selfie Moment Competition". Judul tulisanku kala itu adalah "Dewa Penolong itu Bernama Selfie". Aku berhasil memenangkan 2 buah handphone sekaligus. Senang bukan kepalang, karena memang aku sangat membutuhkan handphone baru untuk menggantikan handphone lamaku yang sudah rusak-rusakan.
Setelah dikonfirmasi, qadarullah aku harus mengambil langsung hadiah tersebut ke gedung kantor Kompasiana di Jakarta. Terbersit rasa ragu, apa aku bisa dan berani ke Jakarta seorang diri ? Apalagi aku sama sekali buta kota Jakarta. Sempat bingung harus bagaimana, sementara tak satu pun teman yang rela mengantar atau menemaniku ke Jakarta.
Akhirnya, setelah berpikir panjang, aku pun bertekad berani ke Jakarta sendiri untuk mengambil hadiah dari menang blog competition di Kompasiana. Berbekal informasi dari Mbah google tentang rute, moda dan estimasi waktu serta biaya untuk berangkat dari Bogor ke gedung kantor Kompasiana di Jakarta.
Tibalah di hari keberangkatan, aku memberanikan diri untuk naik angkot dari kos menuju stasiun kota Bogor. Stasiun tampak ramai dengan lalu lalang orang yang membuatku sedikit bingung. Tapi aku tidak menyerah. Aku pun bergegas mengantri ke loket. Jujur, kala itu aku memang sempat memperhatikan gerak-gerik orang lain dan mengikutinya sampai mengantri tiket. Hal itu kulakukan karena aku memang tidak tahu dan tidak pernah naik commuter line.