lulus SD. Meski sekolah swasta dengan akreditasi A, tapi bersyukur sekolah anak saya ini tidak terlalu memberatkan siswa dan orangtuanya. Barangkali sekolah ini satu-satunya yang tidak meminta uang gedung atau uang pembangunan dari awal masuk hingga lulus. Walaupun demikian, sekolah ini tetap memiliki gedung yang cukup megah dan fasilitas yang memadai.
Pas sekali tahun ini salah satu anak saya ada yangMerunut ke belakang, sekitar 6 bulan lalu, pihak sekolah (terutama kelas 6) sudah rajin berkomunikasi dengan para siswa dan orangtua atau wali murid tentang kegiatan di momen kelulusan nanti. Para guru mengajak siswa dan orangtua untuk bermusyawarah terkait kegiatan apa yang ingin diadakan, termasuk besaran biayanya.
Hasil musyawarah kala itu, disepakati momen kelulusan diadakan di tempat wisata secara sederhana saja (rekreasi) yang tidak terlalu jauh tempatnya. Tujuannya hanya untuk kebersamaan dan berbagi kegembiraan sekaligus mengabadikan momen kelulusan. Di sisi lain juga dapat menghemat anggaran orangtua.
Setelah disepakati besaran biayanya, maka guru mempersilakan orangtua yang ingin mencicil biayanya agar tidak terlalu berat untuk pelunasannya nanti. Dan, saya adalah salah satu orangtua yang memilih untuk mencicil biaya rekreasi tersebut. Benar saja, ketika hari H pelunasan, saya sudah merasa ringan karena hanya tinggal sedikit saja yang harus disetorkan.
Rekreasi kelulusan ini benar-benar tersaji dengan sangat sederhana. Bisa dikatakan, sesuai budget yang disepakati. Tapi bukan berarti siswa kehilangan kegembiraan ya. Mereka tetap kompak dan gembira. Kebetulan sekolah mengadakan rekreasi ke pantai, sehingga anak-anak bisa main air, main bola atau hanya sekadar berfoto bersama.
Para guru selaku panitia menyewa satu saung berukuran cukup lega untuk tempat berkumpul dan mengadakan acara perpisahan. Sementara sound system dibawa sendiri dari sekolah dan makan minum siswa/ orangtua dipersilakan membawa masing-masing dari rumah.
Intinya, kami bisa berkumpul bersama, gembira bersama sekaligus menangis terharu bersama karena akan segera berpisah untuk melanjutkan ke jenjang SMP.Â
Agenda acara formalnya hanya berisi kata sambutan dari siswa, wali murid dan Kepala Sekolah, bersalaman, berfoto serta ada sedikit persembahan tari-tarian, puisi dan lantunan lagu dari siswa. Tidak ada panggung megah atau hiasan-hiasan mewah, semuanya digelar secara sederhana dan hangat.
Tidak Akan Menjadi Polemik Jika Guru dan Orangtua Saling Bijak, Tulus dan Bersinergi
Jujur, ketika polemik acara kelulusan TK, SD, SMP dan SMA mencuat di media, saya merasa cukup bersyukur karena tidak mengalami apa yang dikhawatirkan orangtua lainnya. Namun, bukan berarti saya tidak respek dengan keluh kesah para orangtua yang merasa berat terbebani dengan biaya kelulusan yang barangkali tidak sedikit. Saya justru merasa turut prihatin dengan polemik tersebut, karena bagaimanapun saya juga orangtua dari tiga anak yang duduk di bangku SD dan SMA.