Seringkali kita dianggap tabu ketika berbicara edukasi yang beraroma seks. Padahal edukasi seks ini sangat penting bagi anak dan remaja.Â
Harus diingat, bahwa berbicara seks bukan melulu berbicara hal-hal porno, tapi lebih dari itu, berbicara seks kita juga akan berbicara tentang kesehatan reproduksi, berbicara tentang ilmu fiqih, berbicara tentang biologi sampai berbicara tentang psikologi dan sosiologi.
Jadi, jangan pernah menganggap hal tersebut tabu. Bagaimanapun, anak berhak untuk mendapat informasi seks dari sumber yang jelas. Bayangkan jika ia mencari informasi melalui sumber yang salah, tentu akan jauh lebih berbahaya dampaknya.
Hanya saja, tentu penyampaian seks secara edukasi akan berbeda dengan membicarakan seks tanpa ilmu pengetahuan.Â
Edukasi seks dikemas dengan dasar ilmu pengetahuan sehingga memiliki pesan positif yang tersampaikan. Tujuannya adalah untuk mencapai kebaikan bersama.
Edukasi seks ini tetap memiliki batasan dalam penyampaian sehingga tidak menimbulkan persepsi yang keliru.
Bagi anak-anak, pentingnya mengenalkan fungsi reproduksi mereka sampai ke bagaimana memperlakukan alat reproduksi tersebut. Misalnya, menjelaskan perbedaan alat kelamin laki-laki dan perempuan, mengajarkan bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh orang lain, menerangkan tugas ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga lainnya. Tentu saja edukasi seks ini dilakukan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami anak.
Bagi remaja, edukasi dapat dilakukan lebih detil. Misalnya tentang bahaya free seks, contoh penyakit menular seksual, gangguan mental akibat free seks hingga ancaman hukum yang dapat menjerat kapan saja.Â
Remaja juga harus bisa menjaga kebersihan tubuhnya agar terhindar dari penyakit atau ajakan untuk mengkonsumsi makanan bergizi agar sehat reproduksi, dll.
Menjadi Orangtua yang Friendly, Remaja Lebih Siap Menghadapi Fase Usianya
Tidak dapat dimungkiri, ketika anak sudah beranjak remaja, ia akan memiliki naluri alamiah untuk mulai menyukai atau tertarik dengan lawan jenisnya. Suka tidak suka, mau tidak mau, fase ini akan dialami oleh sang anak.