Bukan Boneka, Lantas Apa yang Memicu Anak Laki-Laki Tumbuh Menjadi Transgender ?
Menurut beberapa penelitian, banyak faktor pemicu seorang anak laki-laki yang tumbuh menjadi transgender, dan diantaranya tidak termasuk boneka. Lalu apa saja ?
Berikut beberapa faktor pemicu anak laki-laki tumbuh menjadi transgender, yaitu :
Pertama, pengalaman kekerasan seksual. Anak laki-laki yang pernah mengalami kekerasan seksual berpotensi besar mengalami disorientasi seksual. Mereka akan menjadi pribadi yang kehilangan orientasi pada dirinya sendiri sehingga mendapati orientasi seksualitas yang berbeda.
Kedua, otoritas orangtua. Orangtua dengan didikan yang otoriter ternyata juga dapat mengubah anak laki-laki menjadi kehilangan jati dirinya. Mereka menganggap bahwa otoritas orangtua membuat hidupnya tidak nyaman sehingga mereka pun melakukan pencarian jati diri yang membelok dari yang seharusnya demi mencari sebuah kenyamanan.
Ketiga, lingkungan yang toxic. Ya, tumbuh dan berkembang di lingkungan yang toxic dapat menjadikan anak laki-laki berubah haluan menjadi transgender, seperti misalnya lingkungan yang akrab dengan bulian, lingkungan kelompok transgender atau lingkungan yang kerap mempertontonkan aktivitas-aktivitas kekerasan.
Keempat, menganggap tabu pendidikan seks dini. Dianggap tabunya pendidikan seks dini menjadikan anak-anak justru mencari dan memeroleh informasi seksualitas dari sumber-sumber yang tidak jelas. Bukan hanya itu, anak-anak juga tidak bisa memahami fungsi-fungsi seksualitas secara benar. Kondisi ini bisa memicu terjadinya penyimpangan seksual dalam diri mereka.
Kelima, gangguan identitas gender. Faktor kali ini bersumber dari dalam diri anak. Ada penyakit-penyakit atau gangguan mental yang memang diderita oleh mereka, seperti depresi, skizofrenia, gangguan kecemasan, dll. Gangguan mental ini dapat diperparah dengan kualitas lingkungan yang buruk.
Lantas, Apa yang Harus Dilakukan Orangtua ?
Tidak dapat dimungkiri, orangtua adalah pondasi kesehatan mental anak. Anak-anak yang tumbuh sehat, baik secara fisik maupun mental, adalah anak-anak yang tumbuh berkembang dalam keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang.
Orangtua yang bijak adalah orangtua yang tak pernah berhenti mengedukasi dirinya sendiri, belajar setiap saat dan mampu mengupgrade ilmu yang dimilikinya seiring dengan perkembangan zaman.