Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jampersal dan Dilema Potensi Terjadinya Ledakan Penduduk

28 Juli 2022   12:25 Diperbarui: 28 Juli 2022   14:30 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemeriksaan ibu hamil, kehamilan| Dok Shutterstock/Blue Planet Studio via Kompas.com

Artinya, kita tetap harus menyambut baik Inpres Jampersal ini, sebab salah satu yang menjadi prioritas penanganan masalah kesehatan oleh Milenium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Di sisi lain, kita juga harus memperhatikan hal-hal lainnya di luar Jampersal sebagai penyeimbang agar potensi ledakan penduduk dapat ditekan dan diantisipasi semaksimal mungkin, yaitu:

Pertama, meningkatkan faktor usia pernikahan dengan monitoring dan edukasi secara masif kepada para remaja, agar mereka tidak melakukan pernikahan di usia dini dan tidak terdaftar pada pernikahan negara.

Kedua, meningkatkan pendidikan masyarakat serta melakukan sosialisasi tentang bahaya ledakan penduduk akibat angka kelahiran yang tinggi.

Ketiga, sosialisasikan dan lakukan pendampingan penggunaan kontrasepsi untuk mengatur angka dan jarak kelahiran.

Keempat, gerakan penguatan nilai-nilai agama untuk mengantisipasi kelahiran-kelahiran di luar pernikahan yang sah.

Kelima, peningkatan perekonomian rumah tangga. Kondisi perekonomian yang baik akan memengaruhi kondisi kehidupan lainnya, seperti meningkatnya pendidikan, terjaganya kesehatan, sosial, dll.

Pada akhirnya, kebijakan Jampersal harus didukung dengan tidak melupakan faktor-faktor terkait lainnya agar tidak menjadi potensi ledakan penduduk. Dengan Jampersal, besar harapan angka kematian ibu dan bayi menurun dapat tercapai dan ledakan penduduk tidak terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun