Apa yang diinginkan terlalu banyak namun ketahanan lambung tidak mencukupi, akibatnya kita kerap merasa kenyang padahal makanan masih ada. Gawatnya, sisa makanan inilah yang menjadi cikal bakal terus bertambahnya volume sampah di Indonesia.
Kallbekken, S dan Saelen, H (2013) menulis dalam jurnal berjudul "Nudging hotel guest to reduce food waste as a win win environmental measure" tentang penelitiannya di beberapa hotel untuk menguji teknik pengurangan sampah sisa makanan dengan cara mengurangi ukuran piring.Â
Dan hasilnya sungguh menakjubkan, dengan cara ini sampah sisa makanan dapat dipangkas hingga 19,5% dengan rincian pengurangan 1 cm ukuran piring dapat memangkas sekitar 2,5 kilogram sampah sisa makanan (greenerationid)
Selain dengan cara mengurangi ukuran piring, Kallbekken dan Saelen juga mengajak para tamu hotel untuk menerapkan cara mengambil makanan sedikit demi sedikit. Para tamu diperkenankan mengambil makanan secara secukupnya, jika kurang boleh mengambil makanan kembali.Â
Cara ini untuk membiasakan para tamu agar tidak mengambil makanan dalam sekali namun dengan porsi yang besar dan berlebihan. Hasilnya cukup melegakan, karena sampah sisa makanan dapat dipangkas hingga 20,5%.
Ini artinya apa ? masalah sampah (terutama sampah sisa makanan) adalah masalah kesadaran individu. Secanggih dan semodern apapun teknologi untuk mengurai masalah sampah tanpa diimbangi dengan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap sampah itu sendiri, maka akan menjadi solusi tanpa makna.
Oleh karena itu, sudah saatnya kita menggaungkan gerakan "Ambil Secukupnya, Habiskan Makananmu" melalui aktivitas generasi muda hijau yang dikemas dalam green job, ekonomi hijau, literasi hijau, dll.Â
Pemerintah sebagai leading sector, para pengusaha dan penguasa sebagai stake holder dan kita semua sebagai agent of change perubahan ke arah yang lebih baik.Â
Edukasi dan problem solving secara grass roots merupakan metode akar rumput yang dapat dilakukan yaitu dengan melibatkan individu dan masyarakat lokal sebagai partisipan utama.
Saya, kamu, kita semua bisa turut mendukung upaya mewujudkan program Net-Zero Emissions dengan cara yang sederhana namun berdampak besar pada perubahan isu energi. Semua berpulang pada gaya hidup kita masing-masing. Bagaimana kita memahami, peduli dan tidak bersikap apatis terhadap lingkungan.