Sering tidak disadari oleh masyarakat bahwa akan selalu ada kelebihan dan kekurangan pada setiap penggunaan produk keuangan seperti kredit multi guna dari bank. Secara manfaat, kita akan dimudahkan untuk memiliki apa yang diinginkan tanpa harus menunggu dana terkumpul.
Bayangkan, jika dimisalkan kita menginginkan sebuah rumah dengan harga ratusan juta sementara penghasilan kita setiap bulan hanya sekitar 5 jutaan, tentu akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan dana ratusan juta tersebut. Dengan produk kredit perumahan dari bank kita bisa mempersingkat waktu untuk segera memiliki rumah impian tersebut.
Nah, konsekuensi dari kredit tersebut yang kerap gagal dipahami secara menyeluruh oleh nasabah. Dalam tempo sekian tahun (biasanya 10 atau 15 tahun) kita akan dibebani oleh tagihan cicilan setiap bulannya. Karena sudah disepakati di awal proses pengajuan kredit, maka mau tidak mau suka tidak suka nasabah wajib untuk mematuhi aturan yang ada, terutama dalam kedisiplinan membayar tagihan bulanan.
Sering terjadi, di awal penagihan masih lancar, namun begitu menginjak tahun kedua atau ketiga tidak sedikit nasabah yang mulai kelabakan dalam melakukan pembayaran. Ada yang beralasan tidak mampu membayar tagihan, ada yang memang malas melakukan pembayaran atau bahkan ada yang dengan sengaja masa bodoh dengan tagihan bulanannya.
Namun, sistem keuangan tidak bisa mentolerir apapun bentuk alasan dari adanya keterlambatan atau tunggakan pembayaran. Sistem tetap harus berjalan agar jangan sampai mempengaruhi sistem-sistem lainnya (risiko sistemik).
Bank Indonesia bahkan telah memberlakukan kebijakan makroprudensial untuk menekan tingkat risiko sistemik tersebut. Belajar dari pengalaman krisis moneter tahun 2008 lalu, dimana kebijakan moneter dan mikroprudensial saja tidak cukup untuk menjawab tantangan meraih sistem stabilitas keuangan negara. Bank Indonesia membutuhkan kebijakan yang lebih menyeluruh dan bersifat makro agar dapat menyelamatkan stabilitas di berbagai sistem keuangan yang ada.
Lantas apa yang bisa kita lakukan sebagai individu yang ingin turut mendukung upaya Bank Indonesia dalam menjaga keamanan makroprudensial terutama di masa pandemi covid-19 saat ini ?
- Pahami produk sebelum memutuskan memilih. Sebelum memutuskan menggunakan suatu produk keuangan, ada baiknya kita mencari tahu informasi selengkap-lengkapnya tentang produk tersebut. Jangan sampai ketidakpahaman kita berakibat penyesalan di kemudian hari.
- Sesuaikan dengan kondisi finansial yang ada. Salah satu pertimbangan terpenting saat memilih suatu produk keuangan tentu saja harus disesuaikan dengan kemampuan finansial yang ada. Jangan pernah memaksakan memiliki produk keuangan yang di luar batas kemampuan finansial kita. Oleh karena itu, selalu tekankan prinsip bahwa batas rasio kredit tidak boleh lebih dari 40% dari gaji atau penghasilan. Jangan pernah menghabiskan dana untuk mengambil produk keuangan tertentu.
- Biasakan mengutamakan kebutuhan daripada keinginan. Adalah sifat manusia yang selalu ingin memiliki sesuatu yang baru atau yang lebih. Apakah dengan dalih investasi, koleksi atau hanya sekadar hidup hedonis, yang jelas manusia selalu berkeinginan untuk memiliki sesuatu yang lebih meski ia telah memiliki sesuatu yang sama sebelumnya. Secara harfiah memang tidak dilarang, namun kebanyakan individu yang cerdas akan berpikir lebih mengutamakan sesuatu berdasarkan kebutuhan ketimbang keinginan. Mengapa ? sebab keinginan lebih sulit untuk direm ketimbang kebutuhan.
- Buat rancangan finansial jangka panjang. Membuat rancangan finansial jangka panjang juga tak kalah pentingnya dengan pertimbangan-pertimbangan jangka pendek. Seperti yang dibahas diatas, banyak nasabah yang mangkir dari kewajiban membayar tagihan di tahun-tahun berikutnya dengan berbagai macam alasan. Kita memang tidak bisa mengelak ketika musibah atau hal-hal tak terduga terjadi di luar prediksi. Tapi kita masih diberi kesempatan untuk membuat rancangan untuk jangka panjang dengan menganalisa dampak atau risiko yang akan terjadi. Dengan demikian, kita bisa membuat solusi atau antisipasi dini jika hal-hal di luar dugaan itu terjadi. Kita bisa memiliki gambaran atau bahkan pilihan jalan keluar lebih dari satu jika permasalahan terjadi.
- Disiplin dalam melaksanakan kewajiban. Disiplin merupakan solusi jangka pendek yang paling wajib untuk dilakukan. Dengan modal disiplin dalam menjalankan kewajiban sebagai nasabah pengguna produk keuangan akan mampu meningkatkan trust pihak lembaga keuangan untuk terus membuka peluang kemudahan finansial bagi kita. Perilaku disiplin juga menjadi kunci terjaganya nama kita agar selalu baik dan bersih.
Nasabah cerdas, makroprudensial aman terjaga
Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia merupakan lini utama yang berperan menjaga sistem stabilitas keuangan negara. Bank Indonesia harus memastikan bahwa kondisi keuangan negara harus tetap dalam kondisi stabil dalam situasi bagaimanapun.