Peran serta aktif masyarakat sangat berperan besar untuk upaya mengembalikan kelestarian air dan lingkungan. Bukankah tidak ada yang dirugikan jika kita turut peduli dengan lingkungan ? sebab pada akhirnya, yang merasakan dan menikmati kelestarian tersebut tentu masyarakat itu sendiri, bukan ?
Jadi, sudah saatnya kita bergerak melestarikan lingkungan. Buang jauh-jauh sifat apatis dan egois yang dapat menghambat upaya pelestarian. Tidak perlu hal-hal besar, cukup memulai dengan peduli dengan lingkungan di sekitar kita saja, itu sudah sangat membantu, seperti turut mengedukasi masyarakat sekitar tentang pentingnya menjaga lingkungan, menjadi agent of change lingkungan dengan menjadi role model bagi yang lain, seperti tidak membuang sampah sembarangan, menerapkan penghijuan, kreatifitas mengolah sampah plastik, menjaga kebersihan atau memulai membuat lubang resapan Biopori di sekitar rumah kita.
Berikut beberapa langkah membuat lubang resapan Biopori dengan sederhana :
Siapkan peralatan dan bahan membuat lubang Biopori, yaitu alat pelubang model U (putar)/ bor tanah, bambu/ pipa biopori, penutup lubang dan sampah organik atau dedaunan. Semua peralatan tersebut dapat dibuat sendiri atau dibeli di pasaran.
Tentukan titik lokasi pembuatan Biopori. Sebaiknya pilih lokasi yang berdekatan dengan tanaman atau tempat-tempat basah yang biasa tergenang air hujan.
Setelah menentukan titik lokasi, maka mulailah membuat lubang berbentuk silindris dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman 80-100 cm menggunakan alat pelubang Biopori dan pipa biopori. Harus diperhatikan juga jarak antara satu lubang dengan lubang lainnya yaitu 50-100 cm. Secara perhitungan kasarnya, jika luas lahan 0-50 m maka dapat dibuat 10 lubang Biopori, luas lahan 51-100 m dapat dibuat 20 lubang Biopori, luas lahan 101-150 m dapat dibuat 30 lubang Biopori, dst.
Langkah selanjutnya mengisi lubang tersebut dengan dedaunan atau sampah organik. Hal ini bertujuan agar hewan tanah seperti cacing tertarik untuk mendekat dan masuk ke dalam lubang berisi dedaunan dan sampah organik tersebut. Cacing inilah yang nantinya berfungsi untuk membuat pori-pori tanah dan mengurai sampah organik sehingga menjadi pupuk kompos.Â
Sebagai kontrolnya, lakukan pengecekan setiap 4-5 hari sekali untuk mengambil kompos yang telah terbentuk kemudian menggantinya dengan sampah organik yang baru. Sedangkan kompos yang telah diambil dapat dimanfaatkan untuk pupuk yang dapat menyuburkan tanah dan tanaman di sekitar kita.
Langkah terakhir yaitu dengan menutup lubang dengan penutup Biopori. Agar lebih kuat untuk menahan permukaan tanah dapat dibuat penyemenan di sekeliling permukaan lubang.