Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dengan Teknik Biopori, Kehidupan Berkelanjutan Dapat Lebih Lestari

26 Agustus 2018   01:41 Diperbarui: 26 Agustus 2018   02:06 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
siswa/siswi SMP Negeri 1 Pantai Cermin memperagakan pembuatan Biopori (sumber:dokpri)

Masalah lingkungan saat ini menjadi salah satu isu yang paling populer di Indonesia. Terkait dengan kebijakan pemerintah serta aksi para aktivis lingkungan dalam menyuarakan tentang dukungan terhadap keberlangsungan kehidupan di muka bumi yang kemudian memunculkan berbagai kampanye program berbasis ramah lingkungan seperti save our earth, go green, earth hour, reuse-reduce-recycle, say no to plastic bags/ diet kantong plastik, bank sampah, kebun gizi, bio preferred, dll.

Kepedulian terhadap lingkungan seharusnya bukan hanya menjadi tugas pemerintah dan para aktivis lingkungan, tapi juga seluruh elemen masyarakat. Menumbuhkan kesadaran perilaku yang terpuji terhadap lingkungan harus dimulai dari diri sendiri. Tidak bersikap apatis terhadap lingkungan adalah awal dari kesadaran tersebut.

Memulai kesadaran berbudaya lingkungan dari hal-hal yang sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan, diet kantong plastik, penghijauan atau sekadar menjaga kebersihan lingkungan sekitar tentu bukanlah sesuatu yang sia-sia, sebab dari hal yang sederhana ini akan memberi dampak yang besar bagi perubahan bumi menuju lebih lestari.

Menyadari akan hal ini, beberapa elemen masyarakat dan pemerintah daerah mulai berperan aktif dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan terutama sebagai langkah antisipatif atau pencegahan terhadap bahaya bencana alam, seperti banjir, tanah longsor ataupun ketidakseimbangan ekosistem yang ada.

Biopori di SMP Negeri 1 Pantai Cermin

Beberapa waktu lalu, saya dan komunitas IAD berkesempatan untuk menilik secara langsung ke SMP Negeri 1 Pantai Cermin mengenai salah satu program lingkungan bernama Biopori. Lokasi dipilih SMP Negeri 1 Pantai Cermin, karena sekolah favorit di Kabupaten Serdang Bedagai ini telah berprestasi menerima penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri 2017 dari Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan (LHK) sebagai sekolah yang berbudaya dan berwawasan peduli lingkungan.

Di sekolah ini telah menerapkan teknik Biopori dan pengolahan pupuk kompos secara mandiri. Beberapa siswa dan siswi tampak telah dilatih secara penuh untuk dapat menjadi guide yang bertugas menerangkan tentang apa dan bagaimana teknik Biopori bagi mendukung pelestarian lingkungan serta mempraktekkannya secara langsung di hadapan pengunjung.

Siswa/siswi SMP Negeri 1 Pantai Cermin sedang menjelaskan tentang teknik Biopori (sumber:dokpri)
Siswa/siswi SMP Negeri 1 Pantai Cermin sedang menjelaskan tentang teknik Biopori (sumber:dokpri)
Lubang resapan Biopori adalah lubang resapan berbentuk silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter antara 10 -- 30 cm dan kedalaman 80 - 100 cm. Sedangkan Biopori sendiri adalah lubang pori-pori yang terbentuk pada dinding lubang resapan Biopori dan dibuat oleh cacing dan atau fauna lainnya serta akar tanaman di dalam tanah ketika mereka sedang beraktifitas menguraikan sampah organik.

Dari teknik Biopori ini akan diperoleh beberapa manfaat yang sangat membantu dalam upaya pelestarian lingkungan, diantaranya :

  • Membantu mencegah banjir dengan meningkatkan daya resapan air
  • Proses pengomposan yang alami
  • Untuk menampung sampah organik yang kemudian diproses menjadi pupuk kompos
  • Menyuburkan tanah
  • Mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan Metan)
  • Menjaga keseimbangan ekosistem (terutama fauna yang ada dalam tanah dan akar tanaman)
  • Secara lebih luas dapat membantu mengatasi masalah yang disebabkan oleh adanya genangan air, seperti munculnya jentik-jentik nyamuk penyebab demam berdarah dan malaria

Fakta di lapangan, masih banyak masyarakat yang belum mengenal apa itu teknik lingkungan Biopori. Padahal teknik ini dapat dilakukan secara sederhana oleh seluruh masyarakat di setiap masing-masing pekarangan rumah. Bayangkan, jika seluruh masyarakat telah membuat teknik Biopori di setiap pekarangan rumahnya, maka akan semakin banyak lubang resapan air yang ada. Artinya, lingkungan akan semakin terjaga dan bahaya banjir dapat dicegah serta diminimalkan.

Seperti di kota Bandung, beberapa waktu yang lalu telah dicanangkan kampanye Gerakan Sejuta Biopori, yaitu gerakan gotong royong se-kota Bandung untuk membuat lubang resapan Biopori, yang tujuan utamanya untuk mencegah banjir di kota tersebut. Masyarakat diedukasi tentang teknik dan manfaat Biopori melalui sosialisasi yang masif.

Sedangkan di Kabupaten Serdang Bedagai, SMP Negeri 1 Pantai Cermin lah yang menjadi pelopor teknik Biopori. Besar harapan, sekolah ini dapat menjadi leading sector dan agent of change bagi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai untuk perubahan menuju masyarakat yang berbudaya lingkungan.

Bagaimana Membuat Biopori ?

Lubang resapan Biopori dapat dibuat secara sederhana dan mandiri oleh seluruh masyarakat. Peralatan yang diperlukan pun tidak banyak, hanya alat bor Biopori, pipa Biopori dan penutupnya serta sampah organik dan air. Bahkan, di masa sekarang juga telah dijual peralatan khusus Biopori sehingga lebih memudahkan masyarakat jika ingin membuat teknik Biopori.

Sebelum memulai membuat lubang resapan Biopori, sebaiknya ditentukan dahulu lokasi yang akan digunakan untuk membuat lubang resapan Biopori. Sebaiknya Biopori dilakukan di area terbuka yang paling sering terkena tumpahan air hujan, seperti pekarangan rumah, sekitar pepohonan, lapangan perkantoran, lahan area parkir, dll.

Setelah mendapatkan lokasi yang tepat, maka proses pembuatan Biopori dapat diawali dengan membasahi lokasi dengan air agar tanah lebih lunak sehingga mudah untuk di bor / dilubangi. Selanjutnya, lubangi tanah dengan bor Biopori secara tegak lurus dengan kedalaman sekitar 80 -- 100 cm dengan diameter 10 -- 30 cm. Kemudian lanjutkan dengan melapisi lubang tersebut dengan pipa Biopori.  Setelah pipa Biopori terpasang dengan sempurna, isi lubang dengan sampah organik yang telah disediakan. Pada akhir pembuatan, tutup lubang dengan penutup pipa Biopori.

siswa/siswi SMP Negeri 1 Pantai Cermin memperagakan pembuatan Biopori (sumber:dokpri)
siswa/siswi SMP Negeri 1 Pantai Cermin memperagakan pembuatan Biopori (sumber:dokpri)
Biopori yang telah terbuat harus selalu tetap dirawat dan diperhatikan. Jangan sampai keberadaan Biopori dibiarkan terbengkalai. Setiap lima hari sampai seminggu sekali kita dapat mengisi lubang Biopori dengan sampah organik sampai lubang terisi penuh dengan sampah organik yang selanjutnya kita biarkan selama kurang lebih tiga bulan agar sampah organik tersebut mengalami proses dekomposisi yang kemudian mengubah sampah organik tersebut menjadi kompos. Setelah berubah menjadi kompos, maka dapat segera kita angkat dari lubang Biopori dan dimanfaatkan untuk pupuk kompos bagi tanaman agar tumbuh lebih subur. Sedangkan lubang Biopori yang telah kosong dapat kita isi kembali dengan sampah organik yang baru.

Biopori dan Upaya Pelestarian Air

Teknik Biopori sangat membantu dalam upaya pelestarian lingkungan, termasuk pelestarian air. Memiliki kelebihan mudah dibuat dan sangat sederhana, teknik Biopori dapat menjadi salah satu alternatif yang bisa diandalkan serta dikampanyekan lebih luas guna mendukung pelestarian lingkungan.

Air sebagai sumber utama kehidupan merupakan ujung tombak dari tujuan pelestarian lingkungan itu sendiri. Tanpa adanya usaha melestarikan air, maka besar kemungkinan bumi akan kehilangan sumber kehidupan utamanya. Terbukti, beberapa dekade terakhir, kita banyak mendengar dan menjumpai (atau bahkan mengalami sendiri) fase-fase kekeringan melanda di suatu daerah, dimana air bersih menjadi sesuatu yang langka. Akibatnya, hutan menjadi kering kerontang, tanaman dan hewan mati, manusia kehausan dan tidak dapat beraktifitas normal, sampai pada melonjaknya harga air bersih. Keadaan demikian akan meningkatkan kerentanan terhadap berbagai bahaya atau bencana lainnya seperti kebakaran hutan, terganggunya ekosistem, tanah longsor dan wabah penyakit.

sumber:ciptalarasati.blogspot.com
sumber:ciptalarasati.blogspot.com
Oleh karena itu, teknik Biopori dimunculkan dan digadang-gadang sebagai salah satu teknik pelestarian lingkungan dan air yang terbaik, karena pada prinsipnya, teknik Biopori ini merupakan teknik "menabung air" yang sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja dengan biaya yang terjangkau. Dengan teknik Biopori, pelestarian air tanah dapat senantiasa terjaga sehingga melalui proses alami, air tanah tersebut akan berada pada level yang seimbang sehingga menghindarkan kita dari bencana kekeringan maupun banjir.

Demikianlah, manfaat dari Biopori bagi upaya pelestarian air dan lingkungan. Semoga untuk masa yang akan datang, baik pemerintah maupun pegiat lingkungan bersama-sama dapat melakukan sosialisasi dan edukasi secara menyeluruh kepada masyarakat luas tentang teknik Biopori ini, agar kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap pelestarian air dan lingkungan dapat lebih ditingkatkan melalui pembuatan lubang resapan Biopori.

Memulai Biopori sejak kini, maka artinya akan memulai pelestarian air dan lingkungan lebih dini untuk menuai efek jangka panjang yaitu kehidupan yang berkelanjutan dengan lebih baik, lebih lestari bagi anak cucu di masa yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun