“Hahahaaaaa....” Hans tertawa terbahak-bahak
Gantian aku yang mengernyitkan dahi. Heran.
“Heiii Rey...ini tuh bukan aku yang tunangan tapi kakakku. Dan aku undang kamu makan malam disini...” jelas Hans masih terkekeh
Oh Tuhan, kenapa perasaanku seketika begitu bahagia dan lega mendengar penjelasan Hans ? apakah ini pertanda aku masih mencintai Hans ? apakah aku sebenarnya selama ini belum bisa move on darinya ? apakah aku masih mengharapkannya ? kembali mengukir masa lalu ? memperbaiki alur cerita masa lalu ?
Hans menggamit tanganku, “kamu tamu istimewaku malam ini Rey...thanks ya udah datang...”
Aku tersenyum, “iya Hans...thanks juga ya udah mengistimewakan aku malam ini...”
***
Malam ini Hans tak menyatakan cinta padaku. Ia juga tak selalu menatapku seperti saat dulu. Tapi kehangatannya cukup membuatku nyaman. Aku tak menyalahkan Hans. Aku juga tak menyalahkan keadaan. Malam ini begitu mengajarkanku tentang arti seorang mantan. Bahwa mantan bukanlah seseorang yang harus kita musuhi.
Mantan juga bukan penyebab kegalauan hati. Kehadirannya (kembali) justru membawa warna tersendiri. Benar kata Hans, mantan adalah seseorang yang istimewa, seistimewa kisah kasih yang pernah terangkai, hingga akhirnya harus berpisah, bersua kembali dan tak terjebak dalam rasa sakit hati. Aku sadar, kembali menjalin kasih bukan tujuan akhir, namun hubungan yang baik adalah hal terpenting. Kubiarkan semua mengalir seperti air. Akan terjalin atau tetap menjadi mantan. Dan aku tetap nyaman dengan apapun itu.
Terimakasih valentine. Terimakasih mantan.