Yang jelas, siang ini aku dikejutkan dengan undangan makan malam dari Hans, tepat di Hari Valentine. Aku sudah berusaha untuk tidak bawa perasaan, namun tetap saja rasa itu muncul. Kegalauan seketika menyelimuti hatiku. Seperti saat pertama kali bertemu dengannya, deg-degan. Ya Tuhan, apa artinya ini semua ? kenapa aku seolah tak mampu mengontrol diriku sendiri. Berkali-kali aku mencoba untuk tetap tenang, tapi berkali-kali juga gagal. Ah !
“kenapa kamu jadi salting gitu Rey ?” goda Lala
Aku tersipu, “Lalaaaa...dia itu mantan aku...”
“Truussss...???”
“Yaaa...mmmm...yaaa...ngapain coba dia undang aku dinner di hari valentine ?”
Lala terkekeh, “Idiiihhh baper ah !”
“Aku harus gimana La ?”
“Udah...ntar malem dandan yang cantik ya...” Lala cekikikan
Aku meninju lengan Lala yang terus menggodaku.
***
Malam ini sedikit berkabut. Sepertinya mendung. Tapi aku tetap semangat untuk datang memenuhi undangan Hans. Entah dari mana semangat ini muncul. Aku bahkan seperti sudah melupakan komitmenku untuk melupakan Hans. Semua terjadi begitu saja. Tanpa bisa aku kendalikan.