“Lihat aja...sekali lagi dia ganggu aku...habis kubuat dia !” Anita menyumpahi
Aku mengelus bahu Anita. Konon, itu bisa meredakan amarah seseorang.
***
Kemunculan perempuan itu di kantor menjadi perbincangan hangat diantara para karyawan. Berbagai opini dan dugaan mengalir deras. Apalagi, perempuan itu seperti memiliki kekuasaan besar sehingga sanggup untuk berlaku sombong dan galak pada setiap karyawan, terutama Anita, sang sekretaris bos Yopi.
“pasti itu selingkuhan bos...yakin deeehh !” kata Vina
“Adduuhh...selingkuhan kok galak gitu...ya jauh lah sama bu Iren, istri pak Yopi...baik dan gak sombong” Gigi menimpali
“kira-kira bu Iren tau gak yaaa tentang perempuan ini ? kasihan bu Iren....”
“gak nyangka pak Yopi mata keranjang juga yaa..!”
“hussssttt...kalian ini apa sih...belum tentu itu selingkuhannya...siapa tau saudara pak Yopi mungkin...bisa saja kan ?” sanggahku
“kalau saudara kok sifatnya beda banget ya sama pak Yopi...”
“tapi sepertinya dia memang orang kaya...pakaiannya bermerk, tasnya branded dan stilettonya selalu berbeda setiap kali datang kemari...” Pita menerawang