Pagi ini ibu-ibu Desa Putih Kabupaten Kediri sibuk mempersiapkan anak-anak balitanya, mulai dari mandi lebih pagi, sarapan lebih awal sampai menyusun tas mungil yang hendak disandang balitanya menuju Balai Desa Putih.
Ya, hari ini hari Selasa. Hari bermain dan belajar bagi anak-anak balita Desa Putih. Hari mereka berkumpul di Balai Desa untuk “sekolah”. Dalam seminggu anak-anak balita Desa Putih menikmati hari “sekolah” nya selama dua hari, yaitu Selasa dan Kamis. Anak-anak balita dengan didampingi orangtuanya akan menerima pendidikan anak usia dini, bermain dan belajar.
Semua kegiatan ini tidak berbayar, karena memang tujuan utamanya adalah berbagi ilmu dan inspirasi untuk anak-anak balita Desa Putih yang notabene berada pada tingkat keluarga kurang mampu.
Berawal dari perhatian seorang sahabat yang melihat banyaknya anak-anak balita di Desa Putih yang setiap hari hanya beraktifitas bermain tanpa pendampingan orangtuanya. Mereka asyik bermain pasir seorang diri, duduk termenung, menonton televisi sepanjang hari, berlarian tanpa ada yang mengawasi dan aktifitas lainnya yang dinilai kurang ramah pada anak-anak balita. Alangkah banyaknya waktu tersita begitu saja bagi anak-anak pemilik harapan masa depan ini, sayang sekali...
Ketika ditanyakan pada sang ibu perihal anak-anak balitanya, mereka menjawab :
“kok sekolah paud mbak...la wong mbayare lo larang (kok sekolah paud mbak...lah bayarnya lo mahal)”
“ora ono wektu e mbak...sekolahe adoh gek larang...(tak ada waktu mbak...sekolahnya jauh dan mahal)”
“lah sek cilik ngene mbak...mosok to wes kudu sekolah...(lah masih kecil gini mbak...masa sudah harus sekolah)”
“ben wes mbak...ben dolan dewe...pokok e ora rewel...lah ibune masak neng pawon (biar sudah mbak...biarkan anaknya main sendiri...yang penting tidak rewel...lah ibunya masak di dapur)”
Sahabat, saya dan beberapa teman lainnya pun sepakat untuk membuat sedikit perubahan di Desa Putih. Perubahan yang membawa harapan dan impian bagi anak-anak balita Desa Putih untuk dapat merasakan indahnya bermain sambil belajar bersama seperti halnya anak-anak kota lainnya.
Kami berharap niat tulus kami dalam berbagi disambut positif oleh ibu-ibu Desa Putih. Kami merasa mindset mereka harus segera diubah. Penanaman pendidikan sejak dini adalah hal yang penting karena akan membantu mengarahkan mental dan perilaku anak ke arah yang baik sejak dini. Tentu saja yang dimaksud pendidikan disini disesuaikan dengan usia mereka. Mendidik dengan cara yang gembira melalui bermain dan belajar.
Bersyukur, jajaran pemerintah desa memberi dukungan yang luar biasa. Setidaknya kami bisa menggunakan balai desa untuk kegiatan ini. Bukan hanya itu saja, perlahan namun pasti, banyak masuk dukungan juga dari para donatur yang kesemuanya kami gunakan untuk kepentingan sekolah paud ini.
Sambutan luar biasa juga datang dari warga Desa Putih. Mereka sangat antusias mengantarkan anak-anak balitanya setiap hari Selasa dan Kamis ke Balai Desa untuk bermain dan belajar bersama. Anak-anak diberi kesempatan untuk mewarnai, menggambar, belajar mengenal warna, bernyanyi, menari, olahraga, bermain bola sampai diajarkan untuk berdoa. Melatih kemandirian serta keberanian sang anak dalam berperilaku positif secara gembira dan menyenangkan.
Jika selama ini orangtua sibuk membiarkan anak-anaknya bermain sendiri dan memiliki mindset “yang penting anak tidak rewel” maka perlahan diubah menjadi orangtua yang mampu melakukan pendampingan terutama dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak. Ini penting karena merupakan cikal bakal anak akan tumbuh dengan jiwa dan raga yang sehat.
Dukungan positif dari orangtua sangat besar. Terbukti ketika kami nyatakan sekolah paud ini gratis, justru mereka yang rela mengusulkan untuk diadakan iuran sukarela untuk kemajuan dan keberlanjutan kegiatan ini. Iuran sukarela ini sangat kami apresiasi untuk dipergunakan sebagai dana taktis sekolah paud Desa Putih ini.
Menyenangkan sekali dapat berbagi manfaat dengan mereka yang memang membutuhkan. Saya tidak sendiri. Ide cemerlang dan gagasan cerdas datang dari para sahabat yang baik. Ada teman yang berprofesi sebagai guru TK, mahasiswa, Ibu Rumah Tangga dan pengusaha. Gayung bersambut karena saya dan teman-teman lain memberi dukungan untuk mewujudkannya dengan menyumbangkan tenaga, pikiran dan ilmu pengetahuan yang inspiratif.
Sederhana saja yang kami lakukan. Karena tidak ada tujuan kami lainnya selain berbagi manfaat dan inspirasi pada warga Desa Putih khususnya anak-anak balita dan orangtuanya. Ini yang dapat kami lakukan maka kami berusaha untuk mewujudkannya.
Harapan kami tidak muluk, kami juga bukan pahlawan yang bisa menjamin masa depan anak-anak Desa Putih. Tapi kami hanya ingin melihat anak-anak balita Desa Putih terbiasa membuang sampah pada tempatnya, terbiasa mencuci tangan, rajin menggosok gigi, memiliki bonding yang baik dengan ibunya, bisa membedakan warna, bisa menceritakan impiannya, memiliki kepercayaan diri, bangga menjadi dirinya sendiri, memiliki empati terhadap orang lain serta jujur dalam berperilaku.
Masa depan kelak hanya mereka sendiri yang dapat meraihnya, tapi modal perilaku dan mental yang baik harus dilatih dan diupayakan sejak dini agar mereka memiliki kemampuan dalam bersosialisasi dan kesiapan mental serta tangguh dalam mengarungi kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H