Salah satu yang membuat saya bangga menjadi bagian dari Indonesia adalah karena Indonesia memiliki karakter budaya yang sangat menjunjung tinggi nilai—nilai persatuan dan kesatuan di tengah peradaban multikultural. Tentu bukan sesuatu hal yang mudah ketika ribuan pulau berjajar dengan bahasa daerah serta adat-istiadat berbeda-beda hidup berdampingan dalam satu bendera Merah Putih. Namun, Indonesia mampu menyajikan itu semua dan membuktikan diri bahwa segala bentuk perbedaan bukanlah suatu hal yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Sebaliknya, perbedaan dan keragaman semakin memperkaya karakter budaya Indonesia dan mengedukasi bangsa akan arti pentingnya toleransi dan sikap saling gotong-royong dan tolong-menolong antar sesama.
Jika terdahulu kita bisa menyaksikan perwujudan semangat gotong-royong di kehidupan sehari-hari dalam kegiatan bersih-bersih desa, pengumpulan sumbangan untuk membantu tetangga yang sakit, rewang (bahu-membahu membantu memasak bagi salah satu penduduk yang sedang mengadakan pesta/hajatan), gotong-royong membangun sarana ibadah, dll. Kini makna gotong-royong pun berkembang semakin luas, bukan saja untuk menolong sesama tapi juga merupakan tujuan untuk mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa Indonesia.
Pemerintah menyadari akan manfaat besar dari warisan budaya bangsa ini. Dengan gotong-royong, segala sesuatu dapat dipikul dan dikerjakan bersama sehingga akan terasa lebih ringan. Efeknya tentu sangat luar biasa. Pencapaian tujuan dan perwujudan persatuan dan kesatuan bangsa di segala aspek pembangunan.
Salah satu unsur terbentuknya sebuah negara adalah rakyat. Jadi, rakyat sebagai partisipan publik sangat penting dalam hal penyelenggaraan negara terutama dalam rangka menciptakan pemerintahan yang baik (good government) guna mewujudkan salah satu tujuan negara yang termakhtub dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Karena itulah, peran serta rakyat melalui prinsip gotong-royong menjadi pilihan cerdas pemerintah dalam mewujudkan pembangunan yang adil dan merata.
Demikian juga dengan BPJS Kesehatan, tak mau ketinggalan dalam menggaungkan prinsip gotong-royong ini pada masyarakat umum. Berbagai sosialisasi dilakukan sebagai bentuk upaya mendekatkan diri dengan masyarakat sekaligus mengedukasi masyarakat tentang manfaat gotong-royong dalam mewujudkan Indonesia yang lebih sehat.
Dilematis tentang “orang miskin dilarang sakit” sepertinya sudah harus segera diakhiri. Bangsa Indonesia harus bangkit dari mindset-mindset yang mengungkung pemikiran dengan cara yang lebih bijak dan bertanggungjawab. Mindset “orang miskin dilarang sakit” sudah saatnya diubah menjadi “orang Indonesia harus sehat”.
Kerangka pemikiran yang sehat maka akan membentuk pola sikap yang sehat juga. Pola yang sehat tentu bukan bermakna sempit sebatas raga yang terbebas dari penyakit, akan tetapi juga bagaimana membentuk pola pikir dan sikap nyata serta peran serta dalam membantu pemerintah mewujudkan tujuan utama yaitu tercipta bangsa yang sehat.
Jika bukan kita yang berperan serta mewujudkan pembangunan di bidang kesehatan, lantas siapa lagi ? sementara kita adalah rakyat, bagian dari Indonesia, partisipan publik yang perannya sangat dibutuhkan untuk kelancaran pembangunan.
Salah satu peran serta kita sebagai rakyat Indonesia adalah dengan mendukung setiap kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah. Dukungan ini adalah modal bagi pemerintah dalam upayanya menyelenggarakan negara dengan baik dan lancar.
Pada dasarnya, setiap kebijakan yang telah dibuat pasti telah melalui perancangan dan pemikiran yang matang. Tujuannya tentu kembali untuk kesejahteraan rakyat serta mengkondisikan semuanya agar berada dalam kondisi yang lebih baik.