Mohon tunggu...
Fidia Wati
Fidia Wati Mohon Tunggu... wiraswasta -

Cerita khas emak emak http://omahfidia.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Opini | Kita Masih Belum Merdeka

17 Agustus 2017   17:24 Diperbarui: 17 Agustus 2017   19:15 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdiri Sendiri.

Berdiri sendiri membangun negeri, dengan memanfaatkan kekayaan alam, serta mengapresiasi anak-anak bangsa yang jenius. Kita masih belum mampu melakukannya. Pikiran kita terlalu kerdil. Sawah, ladang banyak dijual pada orang asing untuk mengakomodir kesenangan sesaat. Atau untuk membangun banyak perumahan. Hasilnya, semakin tahun sawah semakin berkurang. Beras sampai impor, Padahal Negara kita gemah ripah loh jinawi, Anak-anak jenius ditelantarkan. Akhirnya mereka memilih bekerja diluar negeri, daripada membangun negerinya sendiri. Akankah kenyataan itu terus kita pertahankan?

Lepas dari Tuntutan

Bukankah lebih enak dan nyaman, bila kita merdeka dari tuntutan. Tuntutan apapun dan bebas melakukan apa yang kita mau tanpa takut dengan orang lain. Negara ini sekarang sedang mengalami PMS, laiknya perempuan. emosinya sedang meledak-ledak. Maunya ngunyah beling. Nggak sealiran dihujat. Didemo, kemudian lapor polisi. Namanya juga manusia, berbeda pandangan biasa, nggak usah lebay keleus.

Tidak tergantung pada pihak tertentu

Kalian perhatikan tidak. Bahwa banyak orang Indonesia sekarang sikapnya seperti bebek, sukanya ikut-ikutan. Ada yang ingin memecah belah Negara. Ikut. Supaya dianggap keren atau takut karena diintimidasi. Nggak usah! Lebih baik kita menjadi diri sendiri.Terserah deh mereka mo ngapain. Lebih baik kita fokus bekerja, dan meng-upgrade diri. Kalau kita pekerja kantoran, bekerjalan yang baik dan smart serta penuh cinta, bila kita wiraswasta, bekerjalah secara kreatif dan melakukan banyak inovasi. Siapa tahu, usaha kita bisa berkembang pesat, dan dapat menyerap banyak tenaga kerja. Syukur-syukur tenaga asing. Kita balik polanya, mereka yang butuh kita.

Bebas (melakukan apa yang kita mau)

Nah ini yang paling penting. Dengan memiliki kemerdekaan, kita bebas melakukan apa yang kita mau. Namun ingat dengan norma-norma, ingat dengan perasaan orang lain, ingat dengan efek dominonya. Jangan mentang-mentang merdeka, lantas kita bisa melakukan apapun seenak perutnya. Kita tidak bisa bebas menghujat, menfitnah, menyebarkan berita hoax, menyebarkan ujaran kebencian, atau bebas berdoa dan mengatakan apapun didalamnya, tanpa perduli apakah hal itu mengundang kebaikan atau tidak. Apapun itu, semua ada aturannya. Sebab kita tinggal disebuah Negara yang memiliki hukum dan norma-norma yang harus kita ikuti. Bila tidak mau mengikutinya, silahkan tinggal di hutan. Beres.

Jadi, menurut pendapat saya, kita masih belum benar-benar merdeka. Apa yang telah di proklamirkan oleh Presiden Soekarno itu, adalah sebagai pondasi, dan langkah awal menuju gerbang kemerdekaan sejati.

Dan saya teramat sangat berharap, presiden saat ini, bisa membawa kita kearah perbaikan. Saya setuju dengan beliau yang memilih jalan terjal untuk mengedukasi rakyatnya supaya tidak bermental pengemis dan menjadikannya pejuang untuk meraih kesempatan yang seluas-luasnya untuk kesejahteraan mereka dan membangun Indonesia seutuhnya. Sehingga Indonesia bisa menjadi Negara hebat, bisa membangun dirinya sendiri, tanpa perlu bantuan hutang. Rakyatpun bisa hidup damai dan tentram tanpa takut dengan perbedaan. Mari kita bekerja bersama-sama membangun negeri ini. Saya yakin. Kita bisa! Jayalah Indonesia. Dirgahayu RI. Semoga namamu semakin harum dikancah Internasional. Sama seperti doa saya, semoga uang dengan gambar Sekarno dan Hatta berderet rapi. Aamiin.

Jember, 17 Agustus 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun