Suami membersihkan diri, aku menunggunya tak sabar. Tapi….kenapa mataku selalu berusaha melihat ke luar jendela? Sepertinya ada sepasang mata yang menatap ke arahku? Aku memencet tombol on pada televisi, mengalihkan perhatian.
Tiba-tiba udara dingin berhembus, menyibak korden. Sekilas, ada seorang perempuan berpakaian putih berjalan, rambutnya panjang, menutup sebagian wajahnya. Buku kudukku merinding. Aku meringkuk ketakutan, dalam selimut, hingga tak mampu mengucap sepatah kata.
“Udah mau tidur?” suami membuka selimutku. Aku menggeleng.
“Kenapa…?”
“Ada perempuan lewat tadi….” dengan nada bergetar.
“Oh…mungkin ada tamu yang check in” Suami menciumku lembut. Otakku berpikir keras. Bila ada yang lewat di depan kamar, pastinya terdengar suara langkah kaki. Ini tidak. Tapi…perempuan itu berjalan seperti melayang. Hiiiiii….jangan-jangan kuntilanak. Pikiranku sibuk sendiri.
Suami mencoba merayuku, aku seperti patung
Mata itu menggagguku lagi……hasrat yang tadi menggebu-gebu, menguap. Menjadi sebuah ketakutan. Dia terus mengawasiku. Kubaca ayat kursi, berharap dia pergi.
Suamiku puas, dia tidur mendengkur disampingku. Sedang aku, boro-boro! Aku terus menatap jendela, antara rasa takut dan penasaran. Dia lewat lagi….padahal korden sudah ku tutup rapat. Anehnya tiap kali dia lewat, korden selalu tersibak. Sumprit!, pergilah kau! Aku disini mau Honeymoon, bukan ikut Uka-Uka!
Aku tak tahan.
“Yank..kita pindah kamar saja. Disini ada yang aneh” Aku mulai merengek. Nyaris menangis, saking takutnya.