Dari atas dahan pohon Mangga. Lolita memandang hamparan padi laksana karpet hijau yang terbentang indah dihadapannya. Angannya melayang jauh ke Negeri Gingseng.Dimana Ia memakai pakaian Hanbook bergandengan tangan dengan pemuda berwajah oriental berhidung mancung sedang menjelajah pulau Jeju.
“Loli! cepat turun kau!” rupanya Loli tak mendengar suara teriakan Emak dan kakaknya dibawah sana. Ia masih asyik dengan lamunan dan suara musik yang berdenting lembut lewat headphone.
Pletak….
Kerikil kecil menyapa kaki Lolita. Gadis itu tetap acuh. Membuat Emak gemas.
“Lopa,cepatlah kau jemput adikmu keatas” perintah Emak membuat Lopa lemas. Meskipun Ia lelaki,tapi Ia tak segesit adiknya dalam memanjat pohon mangga. Daripada memanjat pohon,lebih baik Ia disuruh memasak.
“Ayolah cepat,sebelum bapakmu pulang!”Emak sudah tak sabar dan mengambilkannya sebuah tangga bamboo.
Kaki Lopa terasa lumpuh. Namun Ia tak kuasa menolak perintah Emak. Pelan-pelan Ia menaiki tangga dengan kaki gemetar. “Maaaakkkkkkkkkkkk..pegangin dong” Ucapnya setengah menangis.
Dengan sigap kedua tangan Emak memegang tangga itu. Keringat sebesar biji jagung luruh membasahi baju Lopa. Jantungnya makin tak beraturan saat melihat ke bawah. Padahal baru setengah anak tangga yang Ia naiki.
Rasa tak enak diperutnya muncul tiba-tiba.”Oh My Gosh…please jangan sekarang”pintanya. Ia mencoba menahannya kuat-kuat. Namun Ia tak kuasa menolak ketika sesuatu itu meluncur deras melewati kakinya dan mendarat tepat di wajah Emak yang sedang menengadah. Lopa merasa lega sekaligus panic.
Emak gelagapan..Ia mengira hujan tapi ouf….bau pesing menyeruak menusuk hidung peseknya. Matanya merah menyala,mulutnya mengerucut siap melontarkan peluru amarah.
Nyali Lopa semakin ciut.ia bergegas turun dan meminta maaf pada Emak sebelum Emak bertindak kejam.Sedangkan Lolita tak menyadari apa yang terjadi dibawahnya.
Emak menyingsingkan jariknya, lalu mengambil segemgam kerikil dan melemparkannya kearah Lolita. Lolita kaget mendapat serbuan kerikil yang menyerbu kearahnya. Dan terkejut mendapati Emak dan Kakaknya memegang sapu dibawahnya.Ia bergidik ngeri.
“Lolita! Gara gara kau, Emak mandi kencing kakakmu!hayo cepat turun! Lolita gadis kelas 11 itupun turun dan pasrah saat Emak menghujani kakinya dengan pukulan.
***
Sejak kejadian sore itu, Lolita menjadi gadis yang pendiam. Ia lebih suka menghabiskan waktunya dikamar. Bicaranya juga semakin irit.
Rumah jadi sepi,tak ada lagi suara berisik Lolita dan teriakan Emak memanggil namanya. Emak menjadi uring-uringan sendiri. Karena tak bisa mengeluarkan suara soprannya dengan leluasa. Satu-satunya orang yang senang adalah Lopa. Dia bisa tidur nyenyak mencari inspirasi untuk sketsa bajunya. Yup…Lelaki tambun,kakak Lopita itu bercita-cita menjadi designer seperti Ivan Gunawan.
Lopa sedang tertidur pulas ketika Emak menerobos masuk kamarnya.Wajahnya kusut membangunkan Lopa dengan kasar “Lopa…lihat si Loli adikmu!” Lopa kaget dan bangun mendengar suara Emak.
“Ada apa Mak, Si Loli kenapa?” Ia menguap mengeluarkan bau naga.
“Dia bicara sendiri dikamar,kata-katanya aneh.Ayo cepet antar Emak ke Mbah Jiwo” Emak cemas dan menyeret badan besar Lopa. Lopa tak bisa berbuat banyak dan menuruti keinginan Emak.
Lantas tak berselang lama merekapun datang membawa seorang aki-aki dengan jenggotnya yang panjang. Didepan kamar Lolita mulutnya komat-kamit sambil membawa bunga rampe dan segelas air.”ada jin yang merasuki anak gadismu”katanya dengan tangannya bergerak keatas kebawah. Emak dan Lopapun mengkeret ketakutan.
“Tolong selamatkan anak gadis saya Mbah” Emak rada histeris membayangkan anak perempuannya yang idak-tidak. Lopa membuka kamar Lolita. Gadis itu duduk membelakangi mereka. Matanya terpejam.Nafasnya teratur naik turun.
“Annyeonghaseyo,nae ileum eun lolita ibnida,dangsin-eul mannaseo dahaeng” Lolita berbicara tapi matanya masih terpejam.Mbah Jiwopun terkejut.”Hei jin…rupanya kau sudah tahu aku akan datang kupinta kau tinggalkan tubuh gadis ini sekarang!” Kemudian Ia meminum air dari gelas yang dibawanya tadi dan disemburkannya ke wajah Lolita.
Lolita membuka matanya,menatap aneh ke mbah Jiwo.Dia marah ada yang mengganggu tidurnya “Hiyaaaa…apa salahku mbah? Hih..napa airnya bau jigong lagi Huweeek!!!!! Lolita muntah-muntah. Emak dan Lopa jadi kelabakan.
“Tenang ya Lol! Ada jin yang merasuki tubuhmu Loliiiiii! Emak berusaha menenangkan Loli. Mata Loli melotot tak percaya. “Loli baik-baik saja Mak,Loli tak kerasukan Jin,Mbah Jiwo yang ngasal” Loli begitu marah pada Emaknya.
Suasana kacau. Untunglah Bapak datang di waktu yang tepat, Ia membela Loli.
“Loli sedang belajar Bahasa korea itu Bune, mungkin saking menghayati hafalannya sampai ngigau segala. Jadi bukan kerasukan jin! Mbok ya kamu telepon aku dulu sebelum bawa si Mbah Jiwo. Trus piye rasa air semburannya Mbah Jiwo,rasa nescafe apa susu Lol” Bapak menggoda Loli, yang di goda hanya duduk manyun. Sedangkan Emak kesel uang 100 ribu melayang sia-sia untuk membayar Mbah Jiwo.
***
6 tahun kemudian……..
Di sebuah Rakkojae. Loli mencubit pipinya beberapa kali. “Hah..ini bukan mimpi! Aku berada di Soul sekarang!” ucapnya girang. “Jeju..aku datang” teriaknya lagi l Kim Dong Hee tertawa menyaksikan keceriaan Lolita. Dia menatap wajah gadis itu lama-lama.
Diam-diam Ia mencintai rekan kerjanya itu. Hanya saja selama ini Ia tak berani mengungkapkannya. Lolita gadis energic dan sedikit tomboy. Sifatnya ramah dengan senyum manisnya yang menggoda. Wajahnya tiap malam mengisi mimpi-mimpi Kim Dong Hee sampai Ia rela melepas perjodohan yang sudah diatur oleh kedua orang tuanya.
“Dong hee…aku mau jalan-jalan sebentar” Lolita memecah keheningan diantara mereka berdua. Lalu Ia berjalan keluar menghirup udara malam di sekitar Rakkojae.
Kadang dia kikuk saat berdua dengan Dong hee.Lelaki yang selama ini mengisi hatinya sejak mereka bertemu. Dan faktanya Dong hee juga menyukainya,hanya saja Ia terlalu takut untuk mengutarakan pada Lolita. Dan Lolitapun teguh menunggu.
“Hhhhh” Lolita menendang sebuah kaleng minumannya.
“Hei…kalau melamun jangan dijalan” suara Dong hee memecah pikirannya. Lolita cemberut menyadari Dong Hee berada dibelakangnya sejak tadi.
“Kenapa tak bilang kalau mau ikut”sungutnya pura-pura marah. Dong hee Menyentil ujung hidungnya.
“Di dalam gerah,jadi aku keluar mencari udara segar” sambil menyerahkan tteobooki ke Lolita. “Kamu lapar kan?”Lolita mengangguk. Dong hee memang teman yang mengerti dirinya. Karena begitu lapar, Tteokbooki tandas dalam sekejap. Mata Lolita mengerjap puas. Pemandangan indah itu menyentak otak Dong hee….Oh no! aku tak boleh kehilangan gadis ini.
Nafas Lolita terhenti sejenak,ketika tiba-tiba Dong hee memeluknya erat. “Saranghae!” Bisiknya di telinga Lolita. Dan bunga bunga bermekaran dihati kedua anak manusia itu.
Penulis sudah meminta ijin untuk mengambil foto dari secret-retreats.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H