Mohon tunggu...
Fidia Wati
Fidia Wati Mohon Tunggu... wiraswasta -

Cerita khas emak emak http://omahfidia.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saranghae

7 Juni 2016   08:29 Diperbarui: 7 Juni 2016   12:53 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: http://www.secret-retreats.com

Dari atas dahan pohon Mangga. Lolita memandang hamparan padi laksana karpet hijau yang terbentang indah dihadapannya. Angannya melayang jauh ke Negeri Gingseng.Dimana Ia memakai pakaian Hanbook bergandengan tangan dengan pemuda berwajah oriental berhidung mancung sedang menjelajah pulau Jeju.

“Loli! cepat turun kau!” rupanya Loli tak mendengar suara teriakan Emak dan kakaknya dibawah sana. Ia masih asyik dengan lamunan dan suara musik yang berdenting lembut lewat headphone.

Pletak….

Kerikil kecil menyapa kaki Lolita. Gadis itu tetap acuh. Membuat Emak gemas.

“Lopa,cepatlah kau jemput adikmu keatas” perintah Emak membuat Lopa lemas. Meskipun Ia lelaki,tapi Ia tak segesit adiknya dalam memanjat pohon mangga. Daripada memanjat pohon,lebih baik Ia disuruh memasak.

“Ayolah cepat,sebelum bapakmu pulang!”Emak sudah tak sabar dan mengambilkannya sebuah tangga bamboo.

Kaki Lopa terasa lumpuh. Namun Ia tak kuasa menolak perintah Emak. Pelan-pelan Ia menaiki tangga dengan kaki gemetar. “Maaaakkkkkkkkkkkk..pegangin dong” Ucapnya setengah menangis.

Dengan sigap kedua tangan Emak memegang tangga itu. Keringat sebesar biji jagung luruh membasahi baju Lopa. Jantungnya makin tak beraturan saat melihat ke bawah. Padahal baru setengah anak tangga yang Ia naiki.

Rasa tak enak diperutnya muncul tiba-tiba.”Oh My Gosh…please jangan sekarang”pintanya. Ia mencoba menahannya kuat-kuat. Namun Ia tak kuasa menolak ketika sesuatu itu meluncur deras melewati kakinya dan mendarat tepat di wajah Emak yang sedang menengadah. Lopa merasa lega sekaligus panic.

Emak gelagapan..Ia mengira hujan tapi ouf….bau pesing menyeruak menusuk hidung peseknya. Matanya merah menyala,mulutnya mengerucut siap melontarkan peluru amarah.

Nyali Lopa semakin ciut.ia bergegas turun dan meminta maaf pada Emak sebelum Emak bertindak kejam.Sedangkan Lolita tak menyadari apa yang terjadi dibawahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun