“ Kamis mak, astaghfirullah, Seno lupa kalo hari ini puasa!” Seno tertawa nyengir. Emak geli melihat tingkah laku Seno.
Pekerjaan bapak Seno adalah tukang becak. Usianya sudah tak muda lagi,sehingga dia tak selincah dulu. Kadang dia dapat penumpang,seringkali tidak.Apalagi sekarang bapak mulai sakit-sakitan. Supaya dapur tetap mengepul emak menjajakan gorengan keliling kampung. Seno kasihan melihat bapak dan emak, apalagi saat musim hujan tiba. Rasanya tak tega sekali melihat mereka berhujan-hujanan bekerja. Selama ini Seno ingin membantu pekerjaan emak dan bapak, namun emak melarang. Akhirnya Seno memendamnya dalam hati.
“Seno berangkat dulu ya mak”
“ lho…kok pagi sekali to le?”tanya emak keheranan.
“Ada tugas kelompok di sekolah,mak” sambil mencium tangan emaknya dengan takjim.
***
Jam 5.30 pagi. Dengan riang gembira Seno melangkahkan kakinya menuju rumah Engkong Robani. Hari ini dia mulai bekerja sebagai pembantu dirumah beliau. Tugasnya menyapu halaman dan menyiram tanaman, dan membersihkan kandang “Martin” kucing anggora kesayangan engkong Robanni. Sepulang sekolah, barulah dia membantu Bibi Romlah untuk membersihkan rumah. Terkadang, membantu Pak Saeran mencuci mobil. Bibi Romlah dan Pak Saeran sudah 10 tahun bekerja dengan Engkong Robbani
Engkong Robbani,adalah seorang pensiunan perusahaan BUMN. Anaknya 3 orang, satu cowok dan dua cewek. Sayangnya mereka tinggal di luar negeri semua. Setelah kematian istrinya, sebenarnya anak-anak engkong Robbani mengajaknya untuk tinggal bersama mereka. Sayang, engkong Robbani lebih memilih tinggal di Indonesia. Alasannya makanan disini lebih enak. Dengan berat hati, anak anak Engkong Robbani menerima keputusan beliau.
“Wah…sudah datang kau Seno, ayo cepat masuk, sana sarapan dulu didapur. Minta apa saja sama Bi Romlah” sapa Engkong Robbani ramah.
“Maaf, saya sedang puasa Kong”
Seno berlari menuju dapur dan diambilnya sapu lidi serta serok. Kemudian dia langsung menuju halaman, menyapu daun-daun kering sambil bersenandung kecil. Setelah selesai menyapu, disiramnya semua tanaman,setelah itu dia membersihkan kandang “Martin”. Peluh membasahi tubuh kurusnya dan Senopun tersenyum bahagia ketika pekerjaannya selesai seperti yang sudah dia jadwalkan. Cepat-cepat dia berganti pakaian dengan seragam sekolah. Dan pamit ke Engkong Robbani dan Bi Romlah, Senopun bergegas ke sekolah yang berjarak 50 meter dari rumah Engkong Robbani.