Malam berujar pada tanya kembali
Hendak menebak, langkahnya terburu-buru setelah mengunjungi sudut jendela
"Mengapa langkahmu terburu-buru menatap dari sudut jendela itu? Bukankah sudut jendela ini tak penting menurutmu? Bukankah itu hanya angin lalu saja tuan? Bukankah ruang gerakmu lebih bebas dan lebih baik tanpa racauan kalimat tanya dan sapa darinya? Mengapa pula kau masih berdiam menatap dari sudut jendela itu?" tanyaku.Â
Kau menatap sudut jendela, kembali bungkam untuk kesekian kalinya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!