Mohon tunggu...
Fidiar_
Fidiar_ Mohon Tunggu... Penulis - Hello, welcome in this room. Enjoy and happy reading!

www.goresanpenakreatif.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Fase Merindu Berbincang

4 Februari 2019   23:12 Diperbarui: 4 Februari 2019   23:52 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ya memang sekarang aku sedang dalam fase merindu memulai topik pembicaraan denganmu lagi" ujar Senja dengan senyum tipisnya

"Lalu mengapa kau berpikir tiba-tiba untuk bersikap dingin padaku?" ujar Langit

"Ya hanya ingin menang darimu" ujar Senja seraya tertawa lepas

"Perilaku Senja memang sangat menyebalkan, iya sangat menyebalkan tapi sangat mudah membuatku jatuh dan terjebak dalam labirinnya, labirin yang ia susun memang sangat sulit untuk aku temui titik akhirnya. Sampai aku benar-benar terjebak dalam labirinnya yang candu. Labirinnya ialah candu bagiku" ujar Langit menggerutu dalam benaknya

"Kau curang Senja.." ujar Langit kesal

"Langit, kuberi tahu untuk kesekian kalinya aku menang dalam hal mengujimu ataupun mengadu lelucon denganmu. Tapi untuk kesekian kalinya aku tak dapat memendam rinduku yang berkecamuk dalam benakku mengenai kita" ujar Senja

Langit tertawa  

"Sudah kuberi tahu padamu,sesederhana apa yang kita lakukan bersama perlahan membuat rindu di kala titik temu tak berjumpa." ujar Langit dengan senyumnya

"Sekarang kita memiliki skor yang sama, bukan? Dalam hal menguji dan perihal merindu. Adil tidak?" ujar Senja

"Kupikir begitu.. " ujar Langit sambil tertawa lepas

Itulah Senja, selalu membuat perasaanku naik turun bak seperti roller coaster yang melaju, memutar pelan lalu melaju kencang.Setelah kami berbincang cukup panjang Senja berpamitan padaku, hari itu sikapnya kembali meleleh seperti es batu yang meleleh menjadi air. Tanpa kusadari, ia benar-benar tahu bahwa aku sedang meresahkan sikapnya yang berubah menjadi dingin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun