Mohon tunggu...
Fidhel Hakima
Fidhel Hakima Mohon Tunggu... Full Time Blogger - MAHASISWA

INTERNATIONAL RELATIONS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

NATO Si “Pembawa” Security Dilemma

3 Desember 2021   00:11 Diperbarui: 3 Desember 2021   00:16 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga hal ini yang paling menonjol dalam aliansi adalah permainan persenjataan (armaments game) merupakan   unsur tentang persaingan  kuat. Tetapi sifat pada permusuhan antar anggota negara tersebut tidak melibatkan senjata dapat digambarkan pada adversary games misalnya ketegangan pada diplomatik ketika perang dingin.
 
Dilema Keamanan Menurut John H.Herz

Berdasarkan definisi dari John H. Herz yang terdapat pada bukunya berjudul tentang Political Realism and Political Idealism  tahun 1951 yang merupakan menjadi awal munculnya suatu istilah yaitu Security Dilemma. Tetapi dengan bersamaan, akademisi pada belahan dunia yang lain, tepatnya pada negara Inggris yang Bernama Herbert Butterfield mendefinisikan dengan menggambarkan keadaan yang sama dalam bukunya juga yaitu berjudul History and Human Relations. 

Kedua buku ini terdapat istilah Butterfield atau istilah ‘absolute predicament and irreducible dilemma’ yang artinya suatu keadaan yang mutlak serta dilemma yang tak tereduksi.

 Menurut John H. Herz bahwasanya dilema keamanan pada Hubungan Internasional merupakan suatu gagasan yang struktural dimana adanya  upaya – upaya yang dilakukan sebuah negara dan kemudian diambil oleh negara dalam menjaga sebuaha keamanan nya negaranya sendiri dan terlepas dari adanya apapun tujuan lain, yang mana dalam hal ini cenderung memicu sifat ketidaknyamanan negara – negara, terutama bagi negara yang ada di sekitarnya, karena dari masing – masing pemerintahan atau negara yang menganggap bahwasanya suatu tindakan yang dilakukan negara dalam mengambil suatu sikap dengan bersifat defensif serta tindakan negara hanya bersifat mengacam. 

Berdasarkan  perkembangannya, Security Dilemma (Dilema Keamanan) adalah suatu aspek yang kerap memberikan suatu gambaran terhadap suatu fenomena-fenomena pada panggung global. Dalam hal ini Fenomena yang dimaksud digambarkan pada keadaan mode spiral yang mana terdapat  kondisi negara dalam meningkatkan sebuah pertahanan terhadap segi kekuatan pada aspek milite untuk membentuk aliansi terhadap negara- negara lain. 

Tindakan yang dilakukan bisa secara langsung ataupun tidak langsung dengan mempengaruhi pihak atau negara lain terutamanya pada negara sekitar ( tetangganya), untuk bisa melakukan suatu hal yang sama. 

Tindakan dapat juga berimplikasi terhadap peningkatan akan ketegangan yang mana akhirnya  menciptakan sebuah kondisi konflik, khususnnya pada jajaran internasional. Tatanan suatu sistem internasional yang bersifat anarki, membuat setiap negara membutuhkan adanya kekuatan atau power dan  keamanan. 

Karena Setiap negara juga berkewajiban untuk meningkatkan baik dari segi sarana maupun instrumen pada kekuatan militer baik bersifat pendukung ataupun utama.{1} 

Dalam ranah Kekuatan militer serta persenjataan negara yang merupakan suatu representasi dari adanya bukti bahwasanya sebuah negara memiliki kekuatan, serta sebagai suatu alat dalam pencegahan dan pertahanan demi mewujudkan terjaminnya akan keamanan terhadap suatu negara dari suatu ancaman yang juga bersifat eksternal, sehingga konteks ini yaitu dari negara lain. negara juga kemudian menganggap bahwasanya keamanan adalah kebutuhan yang utama bagi mereka.{2}

Dalam aliansi juga bisa dikatakan dilema apabila dikategorikan dua jenis (utama serta sekunder). Dilema utama pada keamanan dapat terjadi dalam proses pembentukan aliansi. 

Pada dasarnya Setiap negara mempunyai kebebasan dengan dua pilihan ialah beraliansi dan menjauhkan diri atau (abstain). Tetapi setiap pilihan dari negara tentu mempunyai konsekuensi dengan dipertimbangkan sebelum melakukan atau membentuk serta menjadi pada bagian dari adanya sebuah aliansi. Pada tahap ini ketika negara memilih abstain akan berdampak dengan mengurangi suatu konflik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun