Mohon tunggu...
Fiderman Gori
Fiderman Gori Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Pinggiran

Alumni FISIP UDA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Milenial yang Hidup Berdampingan dengan Covid-19

13 Agustus 2021   00:15 Diperbarui: 16 Agustus 2021   15:41 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hidup di tengah pandemi sudah menjadi pilihan bagi generasi milenial saat ini. Kurang lebih Satu setengah tahun  wabah Covid-19 melanda tanah air, dan berdampak buruk pada semua orang dari berbagai usia secara khusus generasi milenial.

Pemberlakuan Pemabatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) merupakan kebijakan progresif pemerintah dalam memutus mata rantai Covid-19. Pro dan kontra pun bermuculan terkait penerapan PPKM tersebut, secara khusus kaum melenial yang masih banyak melakukan berbagai rutinitas diluar rumah.

Saya petik sebuah pengalaman tiga minggu yang lalu saat PPKM diberlakukan di Kota Medan. Banyak melenial tengah mengeluh karena harian kerja yang dikurangi dan bahkan ada yang dirumahkan akibat PPKM diberlakukan. 

Dari kejadian tersebut terlihat kesulitan milenial semakin tak terkendali, baik kesulitan dalam berinteraksi, kesulitan adaptasi dengan teknologi maupun  kesulitan  keuangan atau finansial.

Dengan di berlakukannya penyesuaian ini, Semua bentuk aktivitas menjadi terhambat. Sekarang Ibarat "Hidup segan mati tak mau" begitu katanya. Hal demikian sangat di rasakan teman-teman milenial terutama mahasiswa yang kerja sambil kuliah dimasa pandemi Covid-19.

Pandemi Covid-19 yang masih sukar untuk dipastikan kapan berakhirnya memicu banyak masalah ditengah generasi milenial, khusnya masalah finansial. Hal ini membuat banyak milenial khawatir, mengeluh, gelisah dan kurang percaya diri karena sulit menemukan solusi yang kongkrit terhadap masalah yang sedang di alami.

Boleh pasrah, tapi jangan menyerah. Tetap konsisten untuk mengantisipasi setiap persoalan dan tekanan yang terjadi dengan beradaptasi pada setip perubahan. Berpikir optimis dan juga berpikir positif menjadi pegangan dan komitmen bersama antara generasi milenial. Artinya, generasi milenial tidak alasan untuk frustasi pada kondisi saat ini, namun harus benar-benar siap hidup berdampingan dengan Covid-19 yang sedang melanda.

Djumariah Tenteram, Direktur Retail Banking Permata Bank mengungkapkan data bahwa berdasarkan Trans Union Wave 10 Pulse Survey-July 2020 menunjukkan 54 persen anak muda yang mulai membangun finansialnya terpaksa kembali memulai dari awal diterpa oleh keadaan yang kurang menentu saat ini, dan 22 persen diantaranya merasa vulnerable secara finansial.

Pesatnya perkembangan teknologi pada zaman ini sangat membantu generasi milenial lebih  kompetitif. Satu-satunya jalan untuk tetap bertahan selama pandemi berlangsung adalah meningkatkan produktivitas dan kreativitas  dengan memanfaatkan teknologi canggih dengan tepat.

Melihat Kasus Corona di Indonesia masih relatif tinggi karena penularan virus yang belum terkendali di masyarakat.

Maka untuk kebaikan masyarakat menurut pemerintah PPKM Darurat harus tetap dilanjutkan untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 sampai wabah ini benar-benar pulih seperti sedia kala.

Generasi milenial umumnya masih memiliki mobilitas tinggi setiap harinya. Bekerja, kongko, melakukan banyak proyek dan lainnya. Tetapi karena pandemi melanda membuat aktivitas serta mobilitas harian harus dibatasi, ruang gerak anak muda terasa seperti disetop. 

Milenial di usia produktif saat ini tengah banyak mengambil tanggung jawab baru, misalnya ada yang membiayai kuliah sendiri, mengurus orang tua dikampung, mengurus anak sambil urus kerja dan lain-lain.

Banyak yang bisa dilakukan oleh generasi milenial, hal ini muncul dari inisiatif dan nait masing-masing. Mengeksplorasi format digital yang hadir di tengah-tengah milenial saat ini, menjadi jalan keluar  untuk mendukung kreativitas dan produktivitas sebagai sumber penghasilan. Dengan Memanfaatkan peluang diera digital pada masa sulit ini, harus ditanggapi dan dipahami positif oleh generasi milenial agar proses dari adaptasi dengan teknologi lebih mudah dan cepat.

Ada banyak tanggung jawab dan keputusan yang ambil oleh generasi milenial, kini terhambat dan menambah beban buat mereka. Pekerjaan dan finansial menjadi prioritas bagi milenial untuk mendapatkan penghasilan yang optimal, karena generasi milenial mencari solusi sendiri dalam membangun mimpi walaupun dengan berbagai keterbatasan.

Lantas, apakah semua milenial benar-benar melakukan hal yang produktif sama? Tentu tidak. Ada milenial yang beruntung dan ada juga milenial dihadapkan pada 'jalan buntu' dalam upaya untuk menemukan sumber pendapatan di masa pandemi Covid-19.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun