Mohon tunggu...
Arfidel Ilham
Arfidel Ilham Mohon Tunggu... Administrasi - Arfidel Ilham

Koresponden Koran Lokal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Keseharian Petani Sumatera Barat yang Bertaruh Nyawa pada Titian Sungai

28 Februari 2018   14:08 Diperbarui: 28 Februari 2018   20:04 9360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sulitnya menyeberangi sungai saat membawa beban, karet atau saat membawa pupuk ke kebun. Sebab membutuhkan keseimbangan ekstra dengan satu tangan memegang beban di kepala dan satunya lagi berpegangan pada tali pengaman di sisi titian," tambah Khairuzal.

Titian tali sling yang dibuat swadaya oleh pemilik kebun di seberang Bukik Cubadak, sudah berumur cukup lama. Namun setiap sling berkarat dan rusak akan diganti dan diperbaharui." Setiap kali ada kerusakan kami pemilik kebun mengganti sling dan memasangnya kembali," tambah Kairuzal. 

Perbukitan yang memanjang dengan lahan perkebunan warga di lereng dan puncak perbukitan itu, membuat harus banyak jembatan penyeberangan. Setidaknya ada lima jembatan titian tali sling di Jorong Lompek dengan kondisi dan menyeberangi sungai yang sama.

"Di bagian hulu sungai dan di sebelah hilir sungai juga ada titian sling ini. Sebab itulah cara paling mudah untuk menyeberangi sungai dengan bentangan yang luas ini," sebut warga Jorong lompek lainnya, Pintos (40).

Jika jembatan representatif untuk sekadar bisa dilewati kendaraan roda dua saja, petani yakin akses ekonomi bagi masyarakat petani akan meningkat signifikan. "Cukup satu saja jembatan yang bisa dilewati kendaraan roda dua, akan sangat membantu," tambah pria yang biasa disapa Anto ini.

Sebelumnya Pemerintah Nagari Halaban di bawah pimpinan Walinagari, Hamdan, hingga saat ini dipimpin Fahrurozi, jalan menuju pinggir jembatan sudah dibangun. Jalan rabat beton dengan dua jalur kendaraan roda empat, sudah dibangun Pemnag Halaban hingga mendekati pinggiran sungai.

"Jalan sudah kita mulai membangunnya, mobil sudah bisa menjangkau hingga ke pinggiran sungai. Ke depan kita berharap ada perhatian pemerintah untuk membangunkan jembatan," harap Fahrurozi.

Warga sangat yakin, pembangunan jembatan akan mampu menggeliatkan ekonomi masyarakat Jorong Lompek."Jika jembatan berhasil dibangun, kami sangat yakin dalam satu hari saja usai jembatan dibangun ekonomi masyarakat akan langsung berubah di Jorong Lompek," sebut Khairuzal Datuak Tunggang saking berharapnya sembari bercanda.

Warga lainnya, Nurjati (55), sangat berharap kepada anggota dewan yang duduk mewakili rakyat di DPRD menyampaikan aspirasi masyarakat untuk bisa mendapatkan pembangunan jembatan. "Harapan kita DPRD dan Pemkab Limapuluh Kota segera merealisasikan pembangunan jembatan untuk petani di Lompek ini," harapnya.

Sementara Wakil Ketua DPRD Limapuluh Kota, Sastri Andiko Datuak Putiah sebagai anak Nagari Lareh Sago Halaban, sangat prihatin. Hanya saja menurutnya prioritas pembangunan dari pinggir yang disuarakan pemerintah belum merata dengan baik.

"Di situlah kelemahan kita saat ini, pemerataan pembangunan, prioritas pembangunan dari pinggiran belum terwujud dengan baik. Namun kita tetap akan berupaya mendorong Pemerintah Daerah untuk memperhatikan kodisi hingga ke sudut nagari," ungkap Sastri Andiko.(***)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun